Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Peran Orang Tua Dalam Ajari Anak soal Literasi Keuangan
27 September 2022 18:36 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebuah studi berjudul 'Habit Formation and Learning in Young Children' yang dilakukan University of Cambridge mengungkapkan, kemampuan finansial pada anak-anak secara rata-rata sudah terbentuk pada usia 7 tahun atau sekitar kelas 1 atau 2 SD. Studi tersebut menjelaskan, pemahaman dan pembelajaran tentang keuangan sangat bergantung pada lingkungan fisik maupun sosial di sekitarnya.
"Anak-anak sebagai pembelajar sosial pada dasarnya memperoleh praktik budaya yang dengan mudah dan secara bertahap mengasimilasi nilai-nilai, sikap, standar, norma, pengetahuan, dan perilaku yang berkontribusi pada kelangsungan hidup dan kesejahteraan finansial," jelas studi tersebut seperti dikutip dari laman Parents.
Ya Moms, kontak sosial tersebut juga diyakini bisa membentuk keyakinan, sikap, dan nilai ekonomi yang dapat mengarah pada pemahaman masing-masing anak soal keuangan. Maka dari itu, anak dianjurkan sudah mulai dikenalkan dengan literasi keuangan sejak dini lewat hal-hal kecil dan dengan bahasa yang mudah dicerna sesuai usianya. Seperti apa cara yang tepat untuk mengembangkan pengetahuan si kecil tentang uang?
Yang Bisa Orang Tua Lakukan untuk Ajari Literasi Keuangan
1. Terbuka dengan Berdiskusi
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, cobalah untuk membuka ruang diskusi seputar keuangan dari kegiatan anak sehari-hari. Contohnya, setelah makan Anda bisa membicarakan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk membeli lauk pauk yang dimakannya hari ini. Lalu ajaklah si kecil agar suatu hari bisa belanja bersama bahan-bahannya. Bisa jadi, Anda juga bisa mendapatkan pertanyan-pertanyaan 'ajaib' dari anak soal uang dan Anda pun perlu siap menjawabnya, Moms.
2. Berikan Pemahaman dengan Bahasa yang Tepat
Menurut pakar keuangan dan pendiri Summit Financial, Carrie Casden, orang tua disarankan untuk menggunakan bahasa yang tepat agar pesan seputar keuangan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh anak. Yang paling utama adalah bagaimana anak memahami bahwa pilihan mengelola uang dengan bijak mampu mengarahkan pada hasil atau tujuan yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
"Salah satu kesalahan besar yang saya lihat dilakukan orang tua adalah mengatakan, 'Kamu tidak dapat memiliki sepatu ini karena kami tidak mampu membelinya'. Tapi pesannya bisa 'Bukan begitu cara kita menghabiskan uang, karena ayah dan ibu juga perlu menabung untuk masa depan. Jadi kita harus hemat, ya'," ungkap Casden.
3. Jadikan Uang Bagian dari Kehidupan Sehari-hari
Ya Moms, kehidupan setiap orang tidak bisa dilepaskan dari uang. Apalagi seiring dengan berkembangnya zaman, metode keuangan pun semakin beragam dan berisiko disalahgunakan bila tidak dipakai dengan tepat. Oleh karena itu, dengan pemahaman literasi yang baik, anak lebih mungkin terhindar dari masalah-masalah seputar keuangan di masa yang akan datang. Jadi, tak apa untuk membiasakan anak membeli satu barang dengan harga murah atau berburu barang diskonan sesuai budget.
ADVERTISEMENT
"Kuncinya di sini adalah menjadikan keputusan keuangan Anda sebagai bagian rutin dari diskusi sehari-hari dengan anak, dan fokus pada bagaimana menggunakan uang dengan tepat. Percakapan ini harus ringan dan tidak serius," tutur Instruktur Keuangan Kari Lorz.
4. Biarkan Anak Tahu Orang Tua Juga Berhemat
Salah satu cara membuat anak tertarik untuk menabung sejak dini adalah ketika mereka melihat orang tua melakukan penghematan dalam kebutuhan sehari-hari. Sebab, anak membutuhkan contoh yang bisa dilihatnya langsung dan konkret dari orang tuanya, untuk diterapkan sendiri oleh si kecil. Oleh karena itu, saat Anda mulai memberikan uang saku kepada anak, ajarkan juga bagaimana cara menabung untuk membangun kebiasaan baik tersebut demi masa depannya.
5. Dorong Anak untuk Punya Anggaran Sendiri
ADVERTISEMENT
Anak-anak mungkin saja tergiur untuk membeli barang-barang yang diinginkan saat punya uang, seperti mainan, camilan, atau pakaian. Bila anak sudah memiliki uang saku sendiri, orang tua juga sebaiknya mengajarkan anak bagaimana caranya membagi uang tersebut untuk ditabung maupun dibelanjakan. Sehingga, anak diharapkan bisa mengerti soal konsep kebutuhan dan keinginan agar terhindar dari pembelian impulsif. Mengajarkan si kecil soal penganggaran ini akan membantunya memiliki keterampilan hidup yang baik di masa depan.