Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain di tempat-tempat baby spa, sebagian orang tua mempercayakan bayinya dipijat di tukang urut. Sebenarnya bolehkah memijat bayi di tukang urut?
"Saya enggak bisa ngomong yang gimana-gimana. Maksudnya tukang urut itu kompetensinya sejauh apa, kan saya enggak tahu. Kalau basic-nya medis mungkin tahu anatomi. Tapi kalau enggak, mungkin bisa jadi ya dari turun-menurun," jelas dr. Ameetha Drupadi, instruktur pijat bayi bersertifikat kepada kumparanMOM, Selasa (9/4).
Menurut laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada dasarnya yang dimaksud dengan pijat dan urut memiliki kemiripan yaitu merupakan bentuk manipulasi jaringan lunak secara manual dengan cara memegang, menggerakkan, dan atau memberikan penekanan pada tubuh untuk memberi pengaruh positif.
Meski begitu, secara prinsip, pijat dan urut punya makna berbeda, Moms. Urut sering kali dikaitkan dengan istilah dukun pijat atau paraji yang melakukan pijatan untuk menyembuhkan penyakit. Sehingga, tujuan dari urut lebih ke penyembuhan suatu penyakit. Demi tujuan ini juga, menurut laman IDAI, terkadang pijatan pada bayi boleh terus dilakukan walaupun bayi merasa tidak nyaman dan menangis--mungkin karena sakit.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pijat bayi merupakan bentuk stimulasi yang harus dilakukan dalam kondisi menyenangkan, dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian stimulasi lainnya seperti auditori berupa musik, suara, atau stimulasi visual, dan sangat bergantung pada respons bayi. Ya, Moms, jika bayi menangis saat dipijat, maka Anda harus menghentikannya.
Pijat bayi harus dilakukan senyaman mungkin dan bisa membuat si kecil bahagia. Untuk itu, dr. Ameetha menyarankan, pijat bayi sebaiknya memang dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Selain bisa meningkatkan bonding antara Anda dan bayi, stimulasi pijat juga merupakan cara orang tua berkomunikasi dengan buah hatinya.
"Saat dipijat bayi harus merasa nyaman. Kalau dipijat bukan sama orang tuanya, biasanya bayi kan enggak mau. Padahal saat dipijat bayi itu harusnya dalam keadaan nyaman. Kalau lagi nyaman dan happy kan bayi enggak mungkin nangis pas dipijat sama orang," tutup dr. Ameetha.
ADVERTISEMENT
------------------------------------
Masih ada artikel-artikel seputar pijat bayi yang kumparanMOM siapkan untuk Anda. Agar betul-betul paham, yuk baca habis semuanya!