Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang ibu memanglah tak mudah. Bila Anda tengah melaluinya dan sedang merasa tertekan, Anda tidak sendirian kok. Ada banyak sekali ibu di luar sana yang mengalaminya.
ADVERTISEMENT
Hal yang perlu ditanamkan di dalam diri, hal itu merupakan hal yang wajar ya, Moms. Stres tidak selalu buruk, tapi bisa juga merupakan pertanda baik asal dikelola dengan baik pula. Demikian pesan Psikolog Klinis, Liza M Djaprie di acara Mothercare Welcome to the club: Embracing Mother's Love in Diversity, di Jakarta, pada Rabu (19/12)
Penyebabnya bisa dari aneka faktor. Bisa karena finansial, karena era zaman internet yang deras jadi ibu bisa dengan mudah merasa minder dengan ibu lain, hingga stigma soal mengurus anak hanyalah oleh ibu saja.
"Bukan hanya ibu-ibu di kota saja lho, tapi juga ibu-ibu di desa yang mengalami stres," kata Liza.
Liza menambahkan, terutama terjadi oleh para ibu baru. Hal ini bisa dimengerti, mengingat tidak adanya sekolah untuk para orang tua baru ini.
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini, aktris Sandra Dewi membagikan pengalaman cara ia merawat buah hatinya. Caranya tak ubahnya dengan yang dilakukan orang tua Sandra ketika merawat Sandra kecil. "Aku suka membiarkan Rafa (anak) bermain kotor-kotoran, karena itu bagus kok. Dulu waktu aku kecil, aku juga dibiarkan ibuku main kotor-kotoran," katanya.
Sementara bagi ibu baru, Kahiyang Ayu yang juga turut hadir di acara ini, ia menerangkan bahwa hubungannya yang terbilang dekat dengan ibunya juga menjadi inspirasi bagi Ayang, sapaan akrabnya dalam membesarkan si buah hati, Sedah Mirah Nasution.
"(Ibu saya) Jadi inspirasi tentunya. Tapi kalau kalau misal saya merasa ada cara ibu saya yang kurang tepat, saya juga terbuka kalau memang saran yang diajukan ibu saya tidak relevan," kata Ayang.
Menanggapi hal itu, Liza berpendapat, memang cara turun-temurun dari cara orang tua kita dulunya seperti apa mengurus kita, itu bisa jadi inspirasi kita dalam mengurus anak. Apalagi pengaruh budaya dapat mempengaruhi cara orang tua berinteraksi dengan anak.
ADVERTISEMENT
Yang terpenting menurut Liza, orang tua mesti mau mengenal dan menyadari bahwa tiap anak itu berbeda-beda, jadi cara menghadapinya juga berbeda-beda. Misal mengurus si sulung sudah efektif menggunakan cara 'A', tapi butuh cara 'B' agar efektif buat si bungsu. Jadi saat lahir anak baru, seorang ibu seperti lahir jadi ibu baru lagi.
Terakhir, jadi ibu memang tugas mulia dan sejalan dengan hashtag #senangnyajadiibu, tapi jadi senang itu bukan berarti tidak boleh menangis atau senang melulu, ya. Ibarat gelas itu tidak melulu penuh. Tapi ada waktu juga ktia pernah stres, sedih, dan merasa sangat penuh sekali. Untuk itu kenali diri sendiri, rehat sejenak, coba lakukan me time dan temui profesional seperti psikolog, bila diperlukan.
ADVERTISEMENT