news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Puasa Aman dan Nyaman Bagi Anak Diabetes

5 Maret 2025 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak puasa. Foto: pakww/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak puasa. Foto: pakww/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh seluruh umat Islam selama bulan Ramadan, termasuk anak-anak. Dalam kondisi sehat, anak yang sudah tamyiz (dapat membedakan baik dan buruk) namun belum balig, maka disunahkan untuk berpuasa. Lantas, bagaimana bila anak memiliki kondisi kesehatan khusus, misalnya diabetes?
ADVERTISEMENT
Bagi anak-anak yang mengidap diabetes tipe 1, maka diperlukan perhatian khusus untuk menjalankan ibadah puasa. Diabetes tipe 1 berarti kondisi tubuh anak-anak yang tidak bisa memproduksi hormon insulin untuk mengontrol gula dalam darah. Sehingga, anak dengan diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin untuk mengontrol gula darah.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), mengungkapkan prinsipnya mengajarkan anak berpuasa adalah dengan tidak memaksanya. Apalagi, jika si kecil memiliki penyakit khusus.
"Perlu strategi menyiapkan anak-anak yang sudah kena kewajiban puasa, anak balig, tapi punya kondisi khusus, yang biasanya anak diabetes mellitus tipe 1. Mereka adalah anak-anak yang tidak bisa memproduksi insulin sendiri, sehingga butuh suntikan insulin sepanjang hayatnya," tutur dr. Piprim dalam dalam media briefing 'Persiapan Puasa pada Anak dengan Kondisi Khusus (Diabetes Mellitus)', Selasa (5/3).
ADVERTISEMENT
Seperti apa strategi untuk menyiapkan anak dengan diabetes tipe 1 untuk berpuasa? Simak penjelasannya di bawah ini.

Kondisi Anak dengan Diabetes yang Boleh dan Tidak Boleh Berpuasa

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, DR. Dr. Harjoedi Adji Tjahjono, Sp.A, Subsp.Endo(K), menyampaikan perubahan berbeda pada tubuh anak yang mengalami diabetes saat berpuasa.
Bila dalam kondisi tidak berpuasa, makanan dengan kandungan glukosa akan masuk ke dalam tubuh, yang nantinya berperan dalam memproduksi hormon insulin. Namun, saat berpuasa, hormon yang paling berperan dalam memproduksi glukosa untuk pembentukan energi adalah glukagon.
Maka dari itu, orang tua wajib melakukan pemantauan gula darah pada anaknya secara rutin, Moms!
Ilustrasi anak pengidap Diabetes. Foto: Whiskyy/Shutterstock
Pada anak dengan diabetes tipe 1, diperbolehkan puasa asalkan tidak sedang mengalami sakit yang lain, demam, tidak mengalami tanda infeksi atau penyakit lain yang memberatkan, serta nilai <8 pada HbA1c (pengukuran gula darah rata-rata dalam 90 hari terakhir).
ADVERTISEMENT
Syarat untuk anak dan remaja dengan diabetes mellitus untuk menjalankan ibadah puasa secara aman:
Sementara itu, kondisi apa saja yang sebaiknya anak tidak perlu berpuasa dulu?

Kiat Berpuasa untuk Anak dengan Diabetes Tipe 1

Menurut Dr. Harjoedi, umumnya anak-anak dengan diabetes tipe 1 belum bisa berpuasa full 30 hari, Moms.
"Beberapa penelitian di region Asia, rata-rata anak yang diabetes maka puasanya tidak sampai 30 hari. Rata-rata di 20-22 hari. Tapi tidak apa-apa, karena itu sudah tiga perempat [dari kewajiban puasa]. Maka dari itu, enggak harus full 30 hari, asalkan terpantau dan anak tetap bisa mengikuti kegiatan Ramadan," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Agar anak dengan diabetes bisa berpuasa dengan lancar, Dr. Harjoedi membagikan beberapa kiat puasa yang aman dan nyaman untuk si kecil.
Diabulimia, diet insulin yang berlebihan Foto: Thinkstock
1. Pemberian Insulin
Insulin tetap diberikan selama anak berpuasa, tetapi dilakukan penyesuaian regimennya, yaitu 75-80 persen dosis harian. Dr. Harjoedi mencontohkan, bila ingin diberikan dua kali dalam sehari, maka 2/3 dosis insulin sebelum berbuka dan 1/3 dosis sebelum makan sahur.
2. Nutrisi Seimbang
Saat berbuka puasa, anak sebaiknya menghindari makanan tinggi karbohidrat dalam jumlah besar. Untuk sahur, sebaiknya pilih makanan dengan karbohidrat kompleks yang dapat membantu melepaskan gula dalam darah dan memberi energi lebih yang bertahan lama, misalnya nasi putih, nasi merah, gandum, roti gandum, hingga oatmeal. Dan yang tidak kalah penting, penuhi kebutuhan cairan.
ADVERTISEMENT
"Kemudian lauknya bisa telur, ikan, tempe tahu. Kemudian lemak sehat seperti alpukat, mimyak zaitun, untuk menjaga kenyang lebih lama. Hindari glukosa darah yang berlebihan, karena dpt meningkatkan gula darah secara cepat," tegas dia.
3. Pantau Glukosa Darah
Batalkan puasa jika glukosa darah berada di angka:
- Gula Darah Sewaktu (GDS) < 70mg/dL
- GDS > 300 mg/dL atau > 250 mg/dL dengan keton positif
4. Aktivitas Fisik
Anak tetap bisa beraktivitas fisik seperti biasa, namun hindari olahraga yang berat.
5. Edukasi
Orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter dan tim medis lainnya untuk tata laksana pemantauan gula darah di rumah maupun kegawatan bila terjadi sesuatu yang mendadak pada anak.
"Anak diabetes jangan ditinggalkan sendiri. Anak butuh support dari semua, keluarga, tenaga medis, lingkungan, sekolah, semua. Karena kalau anak dibiarkan sendiri, anak akan frustrasi dan berbeda dari yang lain. Maka selalu berikan edukasi, pertemuan [dengan dokter] yang rutin, persiapan puasa, untuk memberikan support. Begitu anak didiagnosis diabetes, suntiknya harus 4 kali sehari, cek gula darah 4-7 kali sehari seumur hidup. Maka perlu dukungan dari semuanya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT