Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Bila si kecil mengkonsumsi susu formula , pernahkah Anda memerhatikan perubahan demi perubahan pada fesesnya? Termasuk, bau pup-nya, Moms!
ADVERTISEMENT
Mengutip Baby Center, pup bayi memang turut dipengaruhi oleh makanan apapun yang ia konsumsi. Hal ini terjadi karena tubuh bayi sedang beradaptasi dengan sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya.
"Flora di saluran pencernaan berubah, tergantung pada jenis makanan yang melewatinya dan susu formula adalah makanan yang berbeda dari ASI," katanya.
Karenanya, pup pada bayi yang konsumsi susu formula berbau lebih kuat, warnanya pun lebih gelap, dan ukurannya besar-besar daripada kotoran bayi yang minum ASI.
Namun perubahan juga bisa terjadi setiap ada peralihan pola konsumsi bayi. Misalnya yang tadinya disusui ibu lalu diberi formula, atau saat bayi mulai diberi makanan padat.
Jadi yang tak kalah penting untuk diingat, pemberian susu formula tidak bisa sembarangan, alias ada beberapa kondisi atau indikasi medis pada ibu maupun bayi.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga perlu rujukan dokter dan dengan kata lain bukan Anda yang memutuskannya sendiri. Jadi, Anda jangan mudah 'termakan' iklan ya, Moms.
Sebab bila Anda dan si kecil dalam kondisi sehat, maka jauh lebih baik memberi bayi ASI daripada susu formula , terlebih saat usianya masih di bawah 6 bulan, serta pemberian ASI juga masih bisa dilanjutkan hingga ia berusia 2 tahun.
Bila Anda menemui hambatan saat menyusui, sebaiknya konsultasikan pada konselor maupun konsultan laktasi yang umumnya tersedia di rumah sakit.