Ramai Perceraian Seleb, Bagaimana Orang Tua Sampaikan soal Cerai kepada Anak?
25 Oktober 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
Ramai Perceraian Seleb, Bagaimana Orang Tua Sampaikan soal Cerai kepada Anak?
Akhir-akhir ini, sejumlah seleb mengajukan perceraian terhadap pasangan. Bila suatu hari Anda harus berpisah, coba pahami ini ketika ingin membicarkan perceraian kepada anak.kumparanMOM

ADVERTISEMENT
Perceraian merupakan jalan terakhir yang banyak dipilih pasangan ketika hubungan rumah tangga sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Perceraian sering dianggap sebagai urusan orang dewasa. Namun, dampaknya paling besar justru akan dirasakan oleh anak.
ADVERTISEMENT
Apalagi, akhir-akhir ini kita dihadapkan oleh kabar perceraian pasangan selebriti yang mengejutkan. Di tahun ini saja, sejumlah seleb mengumumkan kabar perceraian mereka dengan pasangannya, mulai dari Asri Welas, Acha Septriasa, Paula Verhoeven-Baim Wong, Fachri Albar-Renata Kusmanto, Arya Saloka, Dahlia Poland, hingga beautyfluencer Tasya Farasya. Terbaru, pasangan yang mengumumkan perceraian adalah penyanyi Raisa dan suaminya, Hamish Daud.
Para selebriti yang memutuskan berpisah ini telah dikaruniai anak. Ya Moms, tentu tidak akan mudah bagi anak untuk menghadapi perubahan dalam keluarganya. Ada seorang anak yang mungkin kehilangan rutinitas, kehangatan rumah, dan rasa utuh yang dulu ia kenal.
Sebenarnya, apa saja yang perlu diketahui tentang perceraian dan anak-anak kita?
Bagaimana Cara Orang Tua Membicarakan Perceraian dengan Anak?
Dikutip dari laman Child Mind Institute, saat memberi tahu anak tentang rencana perceraian, sebaiknya kedua orang tua menyampaikannya bersama-sama dalam suasana yang tenang.
ADVERTISEMENT
Sebelum itu, orang tua perlu menyepakati hal-hal yang akan dijelaskan agar pesan yang disampaikan konsisten. Hindari membahas terlalu banyak detail atau saling menyalahkan. Setelahnya, beri anak kesempatan untuk bereaksi, mengungkapkan perasaan, dan mengajukan pertanyaan.
"Anda perlu menekankan, 'Kita bisa kok menjalaninya'. Karena ini merupakan salah satu momen yang akan selalu diingat anak-anak," kata psikolog di Child Mind Institute, Jamie Howard, PhD.
Anda dan pasangan pun perlu menunjukkan kepada anak-anak bahwa kalian masih akan tetap bersama-sama mengasuhnya, tetapi mungkin terpisah oleh jarak.
Apa yang Harus Dikatakan kepada Anak?
Apa yang Anda sampaikan sebaiknya disesuaikan dengan usia dan tingkat kedewasaan anak. Hindari memberikan terlalu banyak detail, karena bisa membingungkan atau membebani mereka. Biarkan anak bertanya jika ada hal yang ingin mereka ketahui, dan jawab dengan jujur namun sederhana.
ADVERTISEMENT
Anak sering kali ingin tahu kapan perubahan akan terjadi. Beberapa proses perceraian memang berjalan cepat, tetapi ada juga yang memakan waktu lama. Menurut Dr. Howard, penting untuk memberi anak gambaran waktu yang jelas.
"Misalnya, Anda bisa mengatakan, 'Kami sudah berpisah sekarang dan berencana untuk bercerai. Prosesnya mungkin memakan waktu, tapi untuk saat ini, anggap saja kami sudah tidak bersama',” kata dia.
Jika ada perselisihan mengenai hak asuh, gunakan cara yang ramah anak untuk menjelaskannya. Anda bisa mengatakan, “Nah, kami berdua sangat sayang dan ingin selalu dekat denganmu. Tapi, sekarang ayah dan ibu sedang mencari cara terbaik agar kamu tetap bahagia. Kami memang belum sependapat, tapi kami akan menyelesaikannya bersama orang dewasa lain yang bisa membantu.”
ADVERTISEMENT
Sebisa mungkin hindari membahas urusan keuangan atau hal apa pun yang membuat salah satu orang tua terlihat buruk di mata anak. Fokuslah menjaga hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, karena itulah yang paling penting bagi kesejahteraan mereka.
Jika selama ini anak menyaksikan banyak pertengkaran di rumah, bantu mereka memahami situasinya dengan jujur namun menenangkan. Misalnya, “Kamu mungkin menyadari akhir-akhir ini kami sering bertengkar atau jarang bertemu. Kadang kami marah karena situasinya sulit, tapi tidak ada yang marah kepadamu. Kamu tidak perlu menenangkan kami. Ayah dan ibu akan mencari jalan keluarnya sendiri.”
Bersiap Menghadapi Reaksi Anak terhadap Perceraian
Anak-anak dapat menunjukkan berbagai reaksi ketika mendengar kabar perceraian orang tuanya. Jika sebelumnya sering terjadi pertengkaran di rumah, sebagian anak mungkin justru merasa lega. Namun, umumnya mereka akan merasa sedih, bingung, atau bahkan bersalah.
ADVERTISEMENT
Apa pun reaksi yang muncul, penting bagi orang tua untuk mendengarkan dengan empati dan menanggapi kekhawatiran anak dengan serius. Jelaskan bahwa perceraian bukanlah kesalahan mereka, dan yakinkan bahwa Anda akan terus berusaha membuat mereka merasa aman serta dicintai.
Lebih lanjut, anak-anak sering kali khawatir tentang masa depan mereka atau bagaimana kehidupan akan berjalan setelah perceraian. Remaja, misalnya, mungkin cemas jika orang tuanya akan menikah lagi.
Untuk kekhawatiran yang lebih praktis, seperti siapa yang akan mengantar ke sekolah atau les, atau seperti apa momen liburan bersamanya nanti, berikan jawaban yang jelas bila memungkinkan. Jika Anda belum memiliki semua jawabannya, katakan dengan jujur bahwa Anda masih mencari solusi dan akan memberitahukan segera setelah ada kepastian.
ADVERTISEMENT
Sambil menunggu, bantu anak merasa lebih tenang dengan hal-hal sederhana, misalnya, membuat jadwal sementara di rumah agar rutinitas tetap terjaga. Hal ini dapat membantu anak merasa bahwa kehidupan mereka masih memiliki struktur dan kepastian.
Para ahli juga menekankan pentingnya mendukung anak secara emosional selama masa perceraian. Termasuk dengan mendengarkan kekhawatiran mereka, menenangkan kecemasan, dan menghadapi perubahan perilaku dengan penuh pengertian.
Ingat, Perceraian Tetap Bisa Berdampak pada Anak!
1. Menyalahkan Diri
Moms, bagi anak yang usianya masih kecil mungkin khawatir tidak lagi mendapat kasih sayang yang sama dari kedua orang tuanya. Sementara bagi anak usia sekolah, mereka bisa merasa perceraian terjadi karena kesalahan mereka, sedangkan remaja mungkin akan membuat marah dan menyalahkan salah satu pihak.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam kondisi tertentu, anak justru bisa merasa lega karena perceraian mengurangi pertengkaran, stres, dan bahaya di rumah.
2. Masalah Kesehatan Mental
Perceraian dapat meningkatkan risiko masalah psikologis pada anak dan remaja, termasuk gangguan penyesuaian, depresi, dan kecemasan tanpa memandang usia, jenis kelamin, maupun budaya.
3. Masalah Perilaku
Anak-anak dari keluarga yang bercerai mungkin akan mengalami banyak masalah eksternal, seperti gangguan perilaku, hingga perilaku impulsif. Anak-anak juga mungkin mengalami lebih banyak konflik dengan teman sebayanya setelah orang tua bercerai.
4. Penurunan Prestasi Akademik
Penelitian menunjukkan, banyak anak dari orang tua yang bercerai cenderung mengalami kesulitan akademis, terutama jika perceraian terjadi secara mendadak.
Meski demikian, dampak perceraian pada anak dapat diminimalisir bila orang tua bisa meyakinkan si kecil dan menerapkan co-parenting yang baik. Dengan begitu, anak tidak akan merasa kehilangan kasih sayang dari salah satu orang tua.
ADVERTISEMENT
