Review Buku Anak: Ketika Aku Diadopsi

22 November 2018 13:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Adopsi anak menjadi pilihan banyak pasangan yang telah lama menanti kehadiran buah hati tapi tak kunjung mendapatkannya. Setelah usia pernikahan yang tak lagi muda, kehadiran anak dianggap bisa membuat keluarga terasa utuh.
ADVERTISEMENT
Namun semua orang tua angkat menghadapi satu tantangan utama, yakni bagaimana memberitahukan anaknya bahwa ia diadopsi. Nah, buku Ketika Aku Diadopsi (2018) barangkali bisa menjadi solusinya. Pasalnya, buku ini sengaja ditulis untuk memberi inspirasi untuk para orang tua angkat cara membiasakan anak dengan istilah adopsi.
Buku itu ditulis oleh Nouf Zahrah Anastasia dari kisah nyata dengan anak adopsinya. Anas, panggilannya, merasa sulit menemukan informasi tentang adopsi dan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua angkat.
Ia akhirnya tergerak untuk menulis kisahnya dengan bantuan psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi. Vera juga mendampingi Anas selama 10 tahun membesarkan anak adopsinya.
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Tamara Anastasia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Tamara Anastasia/kumparan)
Ketika Aku Diadopsi berisi cerita ilustrasi tentang Ken yang diberi hadiah album foto pada hari ulang tahunnya. Melalui foto-foto itu, bundanya bercerita bahwa Ken datang ke keluarga kecil mereka lewat adopsi.
ADVERTISEMENT
Ken digambarkan sangat disayangi oleh bunda dan ayahnya. Selalu dibacakan dongeng sebelum tidur, dicium dan dipeluk dengan penuh cinta. Pernyataan sayang itu juga diungkapkan berkali-kali lewat percakapan Ken dan bundanya.
Ken yang tampaknya masih berusia balita tidak langsung paham ketika diberitahu tentang adopsi. Namun bundanya menjelaskan dengan sabar lewat foto-foto Ken semasa bayi. Cara bunda Ken memaparkan tentang adopsi barangkali bisa dicontoh.
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Tamara Anastasia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Tamara Anastasia/kumparan)
Secara visual, Ketika Aku Diadopsi bisa dibilang sangat menarik untuk dibaca anak-anak. Buku itu dibuat seperti dongeng sebelum tidur yang ringan dan mudah dipahami. Tiap halaman didominasi dengan ilustrasi ciptaan Andina Subarja. Teksnya tidak banyak, namun sarat makna.
Buku ini juga memberi ruang bagi orang tua dan anak untuk berdiskusi. Tak hanya orang tua yang mendapat perspektif, melainkan juga anak. Bahwa anak adopsi bisa mendapat cinta dan kasih sayang seperti anak lainnya.
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku “Ketika Aku Diadopsi”. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
Pada tiga halaman terakhir buku, diselipkan catatan Vera tentang adopsi. Vera menuliskan pesan untuk orang tua angkat dan langkah yang bisa mereka lakukan untuk membiasakan status adopsi. Tak lupa, Vera juga memberi pesan untuk anak.
ADVERTISEMENT
Tertarik untuk membaca buku Ketika Aku Diadopsi, Moms? Atau ingin membelikannya untuk sahabat atau kerabat yang sedang mempertimbangkan atau sudah mengadopsi anak? Anda bisa mendapatkannya di toko buku maupun membelinya secara online, kok. Google saja judulnya!