Riset: Bayi Bisa Identifikasi Mana Teman dan Orang Asing Lewat Tawa

1 Desember 2019 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
bayi perempuan - POTRAIT Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
bayi perempuan - POTRAIT Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pesatnya tumbuh kembang bayi seringnya membuat orang tua takjub. Ada saja hal baru yang mungkin Anda temui setiap harinya. Misalnya, kemampuan untuk bisa merespons emosi orang-orang yang ada di sekeliling ia.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dalam hal menilai hubungan di antara dua atau lebih orang lho, Moms. Maksudnya begini, saat kita melihat ada dua orang atau lebih tampak akrab dan tertawa lepas, kita pasti menganggap bahwa mereka sudah saling kenal dan berteman. Lain halnya bila sesama orang asing sedang berkomunikasi.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Scientific Reports dan dilakukan oleh Psikolog dari New York University, AS, Bryant dan Athena Vouloumanos, mengungkap kalau bayi berumur lima bulan bisa membedakan jenis tawa mana yang antara sesama teman dan mana tawa oleh sesama orang asing.
Ilustrasi bayi yang sehat sedang tersenyum Foto: Shutterstock
"Tertawa adalah vokalisasi sosial kuno yang dilakukan oleh banyak mamalia. Jadi masuk akal jika kita melihat sangat dini kemunculan kemampuan bayi untuk menghasilkan dan memahami sinyal (interaksi sosial)," kata Bryant yang dikutip dari website resmi UCLA.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitiannya, Bryant dan Athena memutar rekaman akrab tawa antar teman dan tawa orang yang baru berkenalan (sesama orang asing), kepada bayi berusia lima bulan. Para peneliti kemudian menunjukkan kepada bayi tersebut pula, video pendek dari dua orang yang bertingkah seperti teman serta dua orang yang tak saling mengenal. Hasilnya bayi-bayi tersebut menaruh perhatian terhadap suara serta menatap lebih lama ke video yang menampilkan interaksi pertemanan.
"Sensitivitas bayi terhadap berbagai jenis tawa mungkin merupakan salah satu cara awal yang muncul, untuk mereka gunakan dalam memahami dan menavigasi dunia sosial yang kompleks," kata Vouloumanos.
Ilustrasi bayi sehat dan bahagia Foto: Shutterstock
Meski begitu, komponen tawa yang dideteksi pada bayi masih harus diteliti lebih lanjut. Namun penelitian sebelumnya oleh tim Bryant telah memberikan petunjuk, misalnya tawa antar teman cenderung memberi turun-naik yang lebih besar dalam nada dan intensitas. Selain itu, penelitian ini menegaskan bahwa tawa berperan sebagai alat komunikasi dalam hubungan sosial antar manusia.
ADVERTISEMENT
"Kami harus banyak mempelajari lagi tentang cara kerjanya secara khusus. Tawa manusia juga jauh lebih fleksibel dalam penggunaannya. Studi tentang tawa memberikan peluang besar untuk mengetahui tentang keunikan manusia dan evolusi di masa lalu," ujar Bryant.