Risiko Penggunaan Dot pada Bayi

22 Mei 2018 10:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak minum susu di botol (ilustrasi). (Foto: Pixabay/Beeki)
zoom-in-whitePerbesar
Anak minum susu di botol (ilustrasi). (Foto: Pixabay/Beeki)
ADVERTISEMENT
Botol dot mungkin merupakan benda yang identik dengan bayi. Tidak heran, banyak orang tua yang membeli botol dot bahkan sebelum bayinya lahir. Apakah Anda termasuk di antaranya?
ADVERTISEMENT
Wajar sih, Moms. Ini umumnya karena botol dot mudah ditemui di mana-mana dan dianggap dapat memberi manfaat untuk bayi. Tapi sebelum Anda memutuskan memberikannya pada bayi, ada baiknya Anda memerhatikan risiko yang mungkin terjadi.
Dikutip dari laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), kumparanMOM merangkum risiko-risiko penggunaan dot bayi berikut ini:
Bayi bingung puting
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Pemberian dot dapat menyebabkan terjadinya bingung puting, Moms. Yaitu penolakan bayi untuk menyusu payudara atau jikapun menempelkan mulut pola isapannya tak lagi kuat.
Ini terjadi karena pemberian dot mengurangi kesempatan bayi menyusu langsung pada ibu. Si kecilpun menolak menyusu karena produksi ASI yang menurun dan berjalan lambat. Tidak hanya itu, bisa jadi anak juga merasa lebih 'nyaman' dengan dot yang bisa memberinya minum tanpa harus 'berusaha keras' mengisap. Padahal, mengisap merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh bayi untuk kemampuan oromotornya.
ADVERTISEMENT
Gangguan rahang, rongga mulut dan gigi
Ilustrasi mengangkat bayi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengangkat bayi (Foto: Thinkstock)
Pada bayi yang menyusu, perkembangan rahang ‘bentuk-U’ bisa lebih banyak ditemui. Selain lebih rapi, hal itu juga berguna untuk menurunkan kemungkinan anak mengalami masalah tidur saat dewasa seperti mendengkur dan apnea.
Sedangkan, pada bayi yang terbiasa menggunakan dot akan lebih sulit terbentuk rahang seperti itu. Di samping itu, gigi yang tumbuh pada bayi dot besar kemungkinan mengalami maloklusi (gigi berdesakan).
Bayi dengan dot juga tidak terlatih untuk menggunakan energi seperti bayi yang menyusu. Jika bayi menyusu harus memakai energi 60 kali lipat yang bermanfaat mendorong pertumbuhan rahang dan gigi kuat, maka bayi dot tak perlu susah-susah berusaha.
Hambatan bicara
Ilustrasi bayi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi. (Foto: Thinkstock)
Dot yang digunakan bayi bisa menyebabkan kondisi lidah mendorong atau tongue thrusting. Lidah selalu dalam kondisi datar dan otot-otot lidahnya berkembang dalam bentuk diam. Maka ketika anak bicara, lidahnya maju hingga menyebabkan kelainan wicara yang dikenal lisping yaitu ketidakmampuan pengucapan huruf yang berdesis seperti s atau z.
ADVERTISEMENT
Rawan infeksi
ilustrasi Bayi  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Bayi (Foto: Pixabay)
Ototis media ialah satu di antara risiko infeksi akibat penggunaan dot pada bayi. Selain itu, ada pula thrush atau sariawan, diare, hingga infeksi pada saluran pernapasan akibat paparan mikrorganisme patogen. Apalagi, jika pencucian dot tidak benar dan bersih.
Maka, tetaplah waspada Moms. Paling baik, hindari pemberian dot pada bayi sebisa mungkin.