Risiko Tato bagi Ibu Menyusui
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, tampaknya keputusan untuk membuat tato selama kehamilan dan menyusui perlu Anda pertimbangkan lagi, Moms. La Leche League International melansir, kandungan tinta tato yang disuntikkan ke tubuh terbuat dari berbagai senyawa termasuk logam berat seperti kadnium, kobalt, dan mangan yang bisa berisiko bagi ibu hamil dan menyusui.
Kemungkinan Risiko Tato bagi Ibu Menyusui
Sebelum memutuskan untuk membuat tato saat menyusui, berikut ini beberapa kemungkinan risiko yang bisa menjadi bahan pertimbangan Anda:
Infeksi
Infeksi sistemik dan infeksi lokal menjadi perhatian utama pada ibu menyusui yang memiliki tato. Mengutip Mom Junction, infeksi sistemik terjadi ketika seniman tato tidak melakukan tindakan pencegahan sesuai SOP, sehingga berisiko menyebabkan infeksi hepatitis, tetanus, serta HIV.
Penelitian menunjukkan bahwa ada juga kemungkinan infeksi hepatitis B, C, dan sifilis saat membuat tato. Beberapa infeksi tersebut mungkin tidak akan tertular ke bayi melalui ASI, namun tetap ada risiko bila ibu menyusui memiliki puting pecah-pecah dan berdarah.
ADVERTISEMENT
Alergi
Wanita dengan riwayat alergi pada beberapa alergen mungkin menunjukkan reaksi yang sama pada paparan tinta tato karena kandungan zat kimia. Alergi yang dialami ibu mungkin tidak mempengaruhi kesehatan bayi secara langsung, tetapi, bisa menganggu proses menyusui.
Ya Moms, itulah beberapa kemungkinan risiko yang perlu di waspadai bila Anda memiliki atau hendak membuat tato saat menyusui bayi. Meskipun kondisi tersebut tidak mempengaruhi keamanan atau kualitas ASI, tetapi ada risiko menghambat kemampuan Anda dalam menyusu.
Beberapa wanita bahkan mengalami trauma akibat pembuatan tato, baik karena respons tubuh terhadap jarum ataupun dampak setelahnya. Dikutip dari American Breastfeeding Association, rasa trauma karena pembuatan tato dapat mengurangi suplai ASI pada beberapa ibu. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian ilmiah untuk mendukung pendapat tersebut.
ADVERTISEMENT