Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Selama sembilan bulan, bayi menyesuaikan diri dengan kehangatan dan ruang rahim yang sempit. Membedong bayi dapat menciptakan rasa aman dan nyaman setelah lahir,” kata dr. Ilan Shapiro, salah satu direktur di layanan kesehatan AltaMed seperti dikutip dari Verywell Family.
Namun demikian, perlu diingat untuk tidak membedong bayi terlalu ketat ya, Moms. Sebab membedong bayi terlalu ketat justru berisiko dislokasi panggul. Jika panggul sampai bergeser, sendi panggul dapat sulit berfungsi dengan baik.
Lantas, bagaimana seharusnya membedong, sampai kapan sebaiknya bayi dibedong dan apa yang harus dilakukan setelah masa pembedongan berakhir? Simak selengkapnya dalam penjelasan berikut.
Cara Membedong Bayi dengan Aman
American Academy of Pediatrics (AAP) memberikan rekomendasi cara membedong bayi yang aman. Kuncinya, jangan sampai pembedongan justru membuat bayi tak nyaman dan sulit bergerak.
ADVERTISEMENT
“Untuk mematuhi pedoman tidur aman AAP, disarankan untuk menempatkan bayi sendirian, telentang, dan di permukaan tidur yang rata, bebas dari boneka, bantalan bumper, atau selimut berbulu halus,” ujar Rachel Schlueter, MD , seorang dokter anak di Children's Physicians di Omaha, Nebraska, AS.
Hal lain yang penting diperhatikan adalah, pastikan bedongan bayi tidak terlepas dan tanpa pengawasan. Sebab saat kain bedong terlepas dan bayi mulai banyak bergerak, ia bisa saja tercekik kain bedongnya sendiri.
Untuk menghindari bahaya tersebut, pilihlah kain bedong yang tipis. Bila perlu gunakan bedongan instan yang dilengkapi ritsleting agar tidak lepas-lepas.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Berhenti Membedong Bayi?
AAP merekomendasikan agar bayi berhenti dibedong saat sudah bisa berguling. Pertumbuhan masing-masing bayi berbeda, namun menurut AAP, paling cepat usia 2 bulan.
ADVERTISEMENT
“Begitu bayi Anda bisa berguling, bedong dapat membatasi gerakannya dan menyebabkan peningkatan risiko mati lemas,” jelasnya.
Dr. Schlueter juga setuju dengan pedoman AAP; dia menyarankan pasiennya untuk berhenti membedong pada usia sekitar 2 bulan. “Saya biasanya merekomendasikan transisi dari bedong penuh sekitar dua bulan untuk memastikan lengan bayi bebas membantu menyesuaikan dan bergeser untuk melindungi jalan napasnya,” kata Dr. Schlueter.
Apa Risiko Membedong Terlalu Lama?
Salah satu risiko membedong terlalu lama adalah dapat membatasi gerakan bayi. Saat bayi sudah lebih aktif bergerak, penting untuk memberikan ruang lebih luas agar ia bisa lebih bereksplorasi.
“Kita semua membutuhkan gerakan, dan jika bayi tidak menggerakkan lengannya, itu dapat membatasi aliran darah. Aliran darah dan gerakan teratur adalah kunci pertumbuhan dan perkembangan seorang anak,” kata Dr. Saphiro.
ADVERTISEMENT
Membedong terlalu lama dapat meningkatkan risiko bayi terkena displasia pinggul, di mana sendi pinggul tidak berkembang secara normal. AAP memperingatkan bahwa membedong bayi terlalu ketat dapat meningkatkan risiko terkena displasia pinggul. Dr. Ferry menambahkan bahwa membedong bayi dalam waktu lama juga dapat meningkatkan risiko ini.
“Mengandalkan bedong untuk tidur juga dapat mempersulit bayi untuk mengembangkan kebiasaan tidur yang baik,” kata Dr. Ferry. Membedong mungkin tidak menjadi masalah di bulan-bulan awal, tetapi saat bayi semakin besar, membedong dapat mengganggu kemampuannya untuk mempelajari keterampilan menenangkan diri, Moms.
“Otak bayi yang baru lahir tidak mengembangkan kapasitas untuk pembentukan kebiasaan dan pelatihan tidur hingga usia beberapa bulan, yang juga merupakan saat mereka mulai belajar menenangkan diri,” kata Dr. Ferry.
ADVERTISEMENT
"Bedong terlalu lama bisa menjadi kontraproduktif untuk mendorong kebiasaan tidur yang menenangkan diri dan tahan lama." imbuhnya.
Apa yang Harus Dilakukan Usai Bayi Tak Lagi Dibedong?
Setelah bayi mulai berguling dan tak lagi dibedong, hindari menggunakan selimut pada bayi ya, Moms. Sebab selimut bisa berisiko mencekik leher bayi atau menutupi jalur napasnya hingga meningkatkan risiko kematian mendadak atau SIDS.
Menurut Dr. Ferry, saat memasuki periode ini, artinya Anda mulai bisa memperkenalkan kebiasaan tidur yang sehat. Mulai dari menciptakan suasana tidur yang nyaman dan membuat rutinitas baru sebelum tidur tanpa bedongan.