Sekolah Internasional dengan Kurikulum IB dan Cambridge, Apa Bedanya?

13 Maret 2019 17:16 WIB
clock
Diperbarui 13 Maret 2019 17:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sekolah Anak dengan Kurikulum Cambridge International. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sekolah Anak dengan Kurikulum Cambridge International. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat memilih sekolah anak, orang tua memang harus ektra cermat. Tidak hanya karena ini menyangkut kebutuhan sekaligus masa depan buah hati tercinta, tapi juga karena saat ini pilihannya semakin beragam. Selain sekolah negeri dan swasta misalnya, Anda juga bisa memilih sekolah internasional.
ADVERTISEMENT
Bila memilih sekolah internasional, orang tua juga perlu memerhatikan kurikulum yang digunakan sekolah tersebut. Misalnya saja kurikulum IB (International Baccalaureate) dan Cambridge International. Apa ya, bedanya?
International Baccalaureate (IB)
Situs resmi International Baccalaureate Organization menjelaskan, sebelum resmi berdiri pada tahun 1968 di Geneva-Swiss, sejak tahun 1962, International Schools Association (ISA) tengah mengadakan konferensi untuk membahas sistem pendidikan yang lebih baik lagi, maka jadilah IB. Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu, kurikulum ini semakin banyak digunakan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Kurikulum ini punya tujuan mendorong para peserta didik untuk berwawasan global, kreatif, mengembangkan kemampuan emosi, intelektual dan sosial, berkontribusi positif terhadap lingkungan dan berbudaya.
Untuk mewujudkannya, IB memiliki 4 program, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Primary Years Programme (PYP). Diperuntukan bagi anak usia 3-12 tahun. PYP mengajar siswanya agar aktif, peduli, menjadi pembelajar seumur hidup, memiliki sikap dapat menghormati diri sendiri dan orang lain, serta berkemampuan untuk berpartisipasi dengan lingkungan sekitarnya. Pembelajarannya terdiri dari 6 subjek, antara lain: language, social studies, mathematic, arts, science dan personal, social, and physical education.
2. Middle Years Programme (MYP), yaitu bagi anak 11-16 tahun. Pada program ini, bertujuan melatih siswa menghubungkan apa yang telah mereka pelajari lewat ketertarikan dan akademik, dengan apa yang sedang dibutuhkan dunia menjadi praktek nyata. Pembelajarannya terdiri dari language acquisition, language and literature, individuals and societies, mathematics, design, arts, science dan physical and health education.
Ilustrasi anak sekolah. Foto: Thinkstock
3. Diploma Programme (DP), diperuntukkan bagi anak 16-19 tahun, untuk mempersiapkan masuk ke perguruan tinggi dunia, yang ditempuh selama dua tahun. Terdapat 6 wilayah akademis, antara lain: studies in language and literature, language acquisition, individuals and societies, sciences, mathematics, dan arts. Nantinya siswa dapat memilih 3 mata pelajaran yang disukai, menjadi tingkat yang lebih tinggi (artinya dilakukan dalam 240 jam), dan 3 sisanya tingkat standar (150 jam). Tujuannya untuk memperdalam bidang yang disukai.
ADVERTISEMENT
4. Career-related Program (CP), juga diperuntukan bagi anak berusia 16-19 tahun. Program ini pertama kali ditawarkan pada tahun 2012, lebih baru dibanding ketiga program yang telah disebutkan di atas. Program ini berusaha menjawab kebutuhan siswa yang terkait dengan karirnya kelak. Syarat mengambil program ini, mesti sudah menyelesaikan minimal 2 IB DP courses terkait dengan bidang karir.
Untuk lebih jelasnya, kumparanMOM menanyakan penerapannya di salah satu sekolah yang menggunakan kurikulum IB, yaitu di Sekolah Cikal.
Ilustrasi anak belajar di sekolah Foto: Shutterstock
Tari Sandjojo, direktur akademik Sekolah Cikal, menjelaskan Sekolah Cikal menggunakan kurikulum IB serta nasional juga. Karenanya, Sekolah Cikal menjalankan kurikulumnya yang dikembangkan sendiri yaitu kurikulum kompetensi 5 bintang (5 Stars Curriculum). dari sekolah.
Sementara yang kedua adalah Sekolah Cikal yang adalah sekolah nasional, jadi bukan SPK. Artinya, dalam perencanaan kurikulum di awal, sekolah memastikan bahwa konten yang djadikan acuan di tiap jenjang kelas dari kurikulum nasional, bisa dipenuhi oleh unit belajar yang dipilih oleh siswa di tahun ajaran saat itu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan ujian akhirnya? Ibu Tari menjelaskan, anak-anak bisa mendapat ijazah dari pemerintah, tapi ini bukan mandatory (hal yang wajib) artinya, boleh diikuti atau tidak, juga mendapatkan rapor yang dikeluarkan dari Cikal.
Ilustrasi anak sekolah Foto: Shutterstock
Cambridge International
Cambridge Assessment International Education atau Cambridge International adalah bagian dari organisasi non profit Cambridge Assessment, University of Cambridge, Inggris.
Mengutip dari situs Cambridge International, University of Cambridge-Inggris, membentuk 'Sindikat Pemeriksaan Lokal', yang sekarang dikenal Cambridge Assessment, lebih dari 150 tahun yang lalu. Tujuannya untuk meningkatkan standar dalam pendidikan dengan mengadakan ujian bagi bukan anggota universitas. Pertama kalinya yaitu pada tahun 1858.
Tujuan dari kurikulum Cambridge Internasional, antara lain agar anak dapat fasih berbahasa Inggris serta Indonesia, mampu bersaing secara global, memiliki pandangan internasional yang 'berbeda' di kancah dunia, serta memberi kesempatan bagi anak bisa belajar di universitas terbaik di dunia, kelak.
Anak di sekolah barunya. Foto: Thinkstock
Kurikulum Cambridge International mengelompokan jenjang belajarnya yang disebut Cambridge Pathway menjadi 4 bagian. Di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Cambridge Primary untuk anak usia 5-11 tahun. Pada tahap ini anak akan diarahkan untuk bisa mencapai hal-hal yang seharusnya sudah bisa dicapai pada anak usia awal (primary education). Pembelajarannya adalah melalui bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama maupun bahasa kedua, mathematics, science, Cambridge Global Perspectives and ICT.
2. Cambridge Lower Secondary untuk usia 11-14 tahun. Program lanjutan ini bertujuan untuk terus mengembangkan keterampilan anak, agar lebih semakin mendalaminya, lewat English, mathematics, dan science selama tiga tahun ke depan.
3. Cambridge Upper Secondary untuk usia 14-16 tahun. Tahap ini merupakan lanjutan dari Cambridge Lower Secondary bagi siswa, yang bisa dipilih lewat 2 rute yaitu Cambridge IGCSE maupun Cambridge O Level. Untuk mencapai tahap ini, seseorang siswa tidak diwajibkan untuk menyelesaikan tahap Cambridge Lower Secondary.
Ilustrasi anak usia sekolah. Foto: Shutterstock
4. Cambridge advanced untuk usia 16-19 tahun. Ini merupakan tahap untuk mempersiapkan anak pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu masuk ke universitas. Pada tahap ini, siswa juga diberi pilihan lewat dua rute: Cambridge International AS & A Level, and Cambridge Pre-U.
ADVERTISEMENT
kumparanMOM menanyakan implementasinya di salah satu sekolah yang menerapkan Cambridge Curriculum, yakni BINUS SCHOOL, Bekasi.
Leony Shanty A. Siagian, selaku Early Childhood Years & Elementary Vice Principal, BINUS SCHOOL Bekasi menerangkan BINUS SCHOOL Bekasi menerapkan dua kurikulum yang berbeda, yaitu Cambridge Curriculum dan Kurikulum Nasional.
Ilustrasi sekolah dengan kurikulum Cambridge Foto: Shutterstock
Kurikulum utama yang diterapkan adalah Cambridge Curriculum. Mata pelajaran yang memakai Kurikulum Nasional adalah Bahasa Indonesia, Social Civics (IPS dan PKn) dan Religious Studies (Pelajaran Agama).
"Untuk jenis mata pelajaran, hampir tidak ada bedanya antara Cambridge Curriculum dengan Kurikulum Nasional. Di tingkat Sekolah Dasar, siswa/i kelas 1 – 6 mendapatkan 11 mata pelajaran, di mana 3 mata pelajaran tersebut menggunakan kurikulum Nasional seperti telah dijelaskan sebelumnya," katanya.
ADVERTISEMENT
Leony juga menjelaskan, yang menjadi perbedaan antara Cambridge Curriculum dan Kurikulum Nasional adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa/i sejak umur 5 tahun. Cambridge Curriculum sangat mendorong anak-anak untuk berpikir secara kritis dan mencari solusi secara mandiri.
Pelajaran yang memakai Cambridge Curriculum tidak berfokus kepada ‘Low Order Thinking Skills’ atau hafalan semata, tapi lebih menjurus ke “Higher Order Thinking Skills.”
Ilustrasi anak sekolah. Foto: Thinkstock
Sementara untuk jenjangnya, Cambridge Primary Framework dimulai dari Stage 1 (untuk usia 5 – 6 tahun) sampai Stage 6 (untuk usia 10 – 11 tahun) dan ini setara dengan kelas 1 SD sampai dengan kelas 6 SD.
Mengenai ujian, Leony melanjutkan, terdiri dari 3 Ujian: USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional), Ujian Internal Sekolah, dan Cambridge Primary Checkpoint.
ADVERTISEMENT
"Ijazah yang diterima oleh siswa/i kami adalah ijazah yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dan ijazah yang dikeluarkan oleh Binus School Bekasi," kata Leony.
Cambridge tidak mengeluarkan ijazah untuk tingkat SD (Stage 6), siswa/i yang mengikuti Cambridge Primary Checkpoint akan mendapatkan sertifikat dan laporan hasil ujian," tambahnya
Tapi sekolah lain bisa berbeda caranya dengan Sekolah Cikal atau BINUS SCHOOL dalam menggunakan kurikulum IB maupun Cambridge, Moms. Ini hanya merupakan satu contoh saja.
Lalu mana yang paling bagus untuk sekolah anak?
Ilustrasi anak sekolah. Foto: Thinkstock
Setelah melihat penjabaran di atas, keduanya punya persamaan yaitu materi pelajaran yang diberikan cenderung lebih sedikit, dengan tujuan agar pembahasan materi dapat lebih mendalam. Siswa pun diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang ingin lebih didalami, sesuai minat dan bakatnya.
ADVERTISEMENT
Nah, bila melihat dari aktivitas di sekolah, IB akan lebih sering bertemu dengan observasi dan praktek sebagai kegiatan sehari-harinya maupun tugas akhir, sementara Cambridge International lebih fokus dengan akademisnya.
Dua orang anak yang sedang belajar Foto: Pexels
Kalau si kecil senang berlama-lama dengan matematika, atau penasaran dengan komputer, maka sekolah dengan Cambridge International bisa menjadi jawabnya. Jika si kecil terlihat senang bersosialisasi dan senang melakukan eksperimen, maka IB bisa dijadikan pilihan, Moms.
Bicara soal tujuan perguruan tinggi anak kelak bila berencana kuliah di luar negeri, mengutip situs Cambridge International, keberhasilan dalam kualifikasi Cambridge sering membawa siswa masuk ke universitas terbaik di dunia, seperti di AS, Inggris, Australia, Kanada, Jerman dan lainnya. Sementara IB juga banyak dipergunakan di negara-negara di Eropa.
ADVERTISEMENT
Yang jadi pertimbangan pula adalah biaya yang mesti dipersiapkan, sebab keduanya diketahui relatif tidak murah, sejalan dengan fasilitas yang diberikan.
Semoga penjabaran di atas dapat membantu dalam menentukan sekolah anak Anda ya, Moms.