Skema Pembayaran Uang Sekolah Anak, Mana yang Paling Ideal?

11 Maret 2019 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi biaya sekolah anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biaya sekolah anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang tua, memilih sekolah anak butuh pertimbangan panjang. Kualitas pendidikan, lokasi, sarana dan prasarana, keamanan dan tentu saja soal biaya. Maklum, biaya sekolah anak saat ini memang bisa sangat beragam.
ADVERTISEMENT
Jika memilih sekolah dasar swasta untuk si kecil misalnya, Anda harus siap mengeluarkan jutaan hingga puluhan juta untuk uang pangkal. Tak heran, sebagian orang tua sudah menyiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari.
Tapi karena berbagai alasan dan kondisi, tak sedikit pula orang tua yang belum memiliki dana pendidikan yang cukup hingga waktunya anak masuk sekolah. Mungkin karena hal ini banyak sekolah swasta yang akhirnya menawarkan beberapa skema pembayaran.
Misalnya, uang pangkal yang dapat dilunasi bertahap, program cicilan atau pembayaran dengan kartu kredit. Mana skema pembayaran yang ideal, Moms?
Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Perencana keuangan Prita Ghozie, CEO dan Founder ZAP Finance, mengatakan dana pendidikan seharusnya disiapkan sebelum anak masuk jenjang sekolah dasar (SD). Namun jika sudah terlanjur belum ada dana simpanan, lebih baik menjual aset investasi.
ADVERTISEMENT
“Kalau kadung enggak punya dana, lebih baik gadai emas atau jual aset investasi lain,” jelas Prita saat dihubungi kumparanMOM pada Rabu (6/3).
Ya Moms, menjual investasi lebih baik bila Anda butuh dana untuk sekolah anak daripada harus utang kepada pihak sekolah atau kepada bank lewat kartu kredit. Namun bagaimana jika keluarga tak punya aset investasi yang bisa dijual?
Cara lain, orang tua bisa memilih sekolah anak yang menyediakan skema pembayaran uang pangkal lewat cicilan. Cara ini bisa diambil asal tidak mengganggu dana operasional rutin.
“Ada sekolah yang kasih cicilan uang pangkal. Bayar hingga 6 tahun selama anak sekolah juga boleh, malah bisa membantu cashflow orang tua,” tambahnya.
Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Prita mengingatkan membayar uang pangkal dengan kartu kredit sangat tidak dianjurkan. Sebab ada bunga cukup besar yang dikenakan pihak bank. Jika sekolah hanya menyediakan metode pembayaran cicilan dengan kartu kredit, lebih baik mencari sekolah lain atau mendaftarkan anak ke sekolah negeri.
ADVERTISEMENT
“Sekolah negeri jauh lebih ekonomis. Orang tua harus paham situasi dan kemampuan finansial,” imbuh Prita.
Ilustrasi anak sekolah SD Negeri Foto: Shutter Stock
Jadi menurut Prita, sebaiknya orang tua tidak memaksakan diri untuk mendaftarkan anak ke sekolah swasta bila kondisi finansial tidak memungkinkan. Menurut Prita hal itu malah bisa menjadi beban finansial anak di masa depan. Apa sebabnya?
“Jika orang tua pandai kelola uang, maka dia tahu batas wajar berapa. Mereka bisa punya investasi buat masa depannya kelak. Jadi enggak menyusahkan anak kelak. Yang kejadian sekarang anak disekolahkan tinggi-tinggi dan mahal, terus sukses lalu diminta bantu orang tuanya juga. Iya kalau sukses, kalau ekonominya rata-rata saja gimana?” jelasnya.
Nah, sekarang jelas kan, bagaimana memilih sekolah berdasarkan biayanya dan cara membayar yang tidak menyusahkan? Tak ada salahnya pula pilih sekolah anak yang dekat dengan rumah agar tak berat di ongkos transportasi, Moms!
ADVERTISEMENT