Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Studi: Ibu Hamil Trimester Kedua Rentan Alami Pembengkakan Ginjal
5 Oktober 2022 8:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Obstetrics and Gynaecology, sekitar 90 persen ibu hamil mengalami hidronefrosis pada usia kehamilan 26-28 minggu. Oleh karena itu, kondisi ini dapat dikatakan wajar terjadi selama kehamilan.
Dikutip dari Mom Junction, gejala hidronefrosis setiap ibu hamil bisa bervariasi, mulai dari nyeri pinggang akut, mual dan muntah, infeksi saluran kemih, pembengkakan kaki, peningkatan frekuensi buang air kecil, hingga demam. Namun dalam beberapa kasus, ibu hamil dengan hidronefrosis tidak merasakan gejala sama sekali. Lalu, apa penyebabnya?
Penyebab Ibu Hamil Alami Pembengkakan Ginjal
Hidronefrosis terjadi ketika ada penyumbatan aliran urine atau aliran balik urine yang sudah ada di dalam kandung kemih. Akibatnya, pelvis ginjal akan membesar dan menimbulkan rasa sakit dan nyeri di panggul, perut, dan pangkal paha.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hidronefrosis pada ibu hamil sebagian besar disebabkan oleh perubahan hormon kehamilan. Salah satu contohnya, hormon progesteron menyebabkan otot-otot polos berelaksasi, sehingga risiko pembengkakan ginjal semakin tinggi.
Di samping itu, bertambahnya berat janin dapat menyebabkan tekanan di atas ureter (pipa yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih) yang berkontribusi terhadap kondisi ini. Ada juga beberapa penyebab lain dari hidronefrosis pada ibu hamil, seperti batu ginjal, pembekuan darah, gangguan jaringan ginjal, kanker kandung kemih, dan masalah uretra. Pembengkakan ginjal juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal, mulai dari kanker serviks, sindrom vena ovarium, dan diabetes.
Sebagian besar komplikasi kehamilan ini akan menghilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan apa pun, yakni sekitar enam minggu setelah melahirkan, tetapi terkadang bisa bertahan lebih lama. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi ke dokter demi mencegah kerusakan salah satu atau kedua ginjal.
ADVERTISEMENT