Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Studi: Kehamilan Dapat Perkuat Otak Ibu, Bisa Deteksi Sesuatu yang Mengancam
11 Oktober 2023 15:28 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan di laman Science, kehamilan dapat mengubah cara otak ibu bekerja atau merespons hal-hal di sekitarnya terhadap kebutuhan bayi. Tidak hanya itu, perubahan yang terjadi pada otak ibu hamil bisa membantu Anda memahami depresi pascapersalinan. Kok bisa?
Hasil Penelitian Seputar Kehamilan Dapat Memperkuat Otak Ibu
Jadi, Francis Crick Institute di London, Inggris, melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan tikus, dengan tujuan meneliti perubahan serupa pada manusia. Penelitian tersebut menemukan bahwa perubahan hormon progesteron dan estrogen memicu perilaku tikus yang kemudian akan menjalani peran sebagai orang tua yang melindungi bayinya.
"Dengan menggunakan perangkat kecil yang dipasang di kepala tikus, para ilmuwan dapat melacak neuron di hipotalamus, atau bagian otak yang dianggap dapat 'mengatur perilaku objek menjadi orang tua'," kata National Institute of Health, seperti dikutip dari People.
ADVERTISEMENT
Induk tikus memperlihatkan bahwa mereka menghabiskan waktunya untuk merawat anak-anak. Sementara tikus yang 'perawan dan tidak menikah' tidak menunjukkan minat pada bayi.
"Kami berpendapat bahwa perubahan ini sering disebut sebagai baby brain atau otak bayi. Baby brain menyebabkan perubahan prioritas pada induk, yaitu menunjukkan kinerja yang kuat dan perilakunya sebagai orang tua untuk memastikan kelangsungan hidup anak-anaknya," tutut ketua penelitian, Dr. Jonny Kohl, kepada The Guardian.
"Hal yang menarik adalah bahwa peralihan [peran] ini tidak terjadi saat lahir. Otak justru mempersiapkan diri jauh lebih awal untuk perubahan besar dalam hidupnya," lanjut dia.
Masih dalam laporan di Science, perubahan serupa pun terjadi pada ibu manusia. Karena, kehamilan dapat berdampak pada otak hingga dua tahun setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT
"Otak ibu yang baru melahirkan lebih efisien untuk terhubung ke area-area yang memungkinkan mereka, misalnya, merespons terhadap kebutuhan bayi mereka. Atau untuk mendeteksi orang-orang yang mengancam di lingkungan mereka," jelasnya.
Di sisi lain, baby brain yang dialami ibu kerap dianggap membuatnya jadi sering lupa. Tetapi, ibu sebenarnya sedang melihat peningkatan materi abu-abu di area otak yang menangani sikap empati, multitasking, dan kognisi sosialnya.
"Masih banyak yang belum kita pahami tentang pola asuh dan pemberian sinyal hormon dalam tubuh dan otak. Mengasuh anak juga salah satu rangkaian perilaku yang paling kompleks dan sulit dilakukan oleh kita dan hewan lainnya. Dan tidak banyak ruang untuk trial dan error, terutama pada hari-hari awal pascapersalinan ketika bayi membutuhkan banyak perawatan," ungkap Prof. Robert Froemke dari NYU Langone.
ADVERTISEMENT
Ketika seorang ibu memahami perubahan yang terjadi pada otaknya, maka ini juga penting untuk membantu perawatan pascamelahirkan. Sebab, depresi pascamelahirkan dikaitkan juga dengan perubahan hormonal di otak. Terutama menurunnya hormon progesteron secara drastis.
"Saat Anda hamil, kadar hormon estrogen dan progesteron wanita berada pada titik tertinggi yang pernah ada. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadar hormon akan cepat turun kembali ke tingkat normal sebelum hamil. Dan para peneliti berpendapat perubahan kadar hormon yang tiba-tiba dapat menyebabkan depresi," tutup Office on Women's Health.