Studi Ungkap Pasangan Punya Dua Anak Bisa Hidup Lebih Lama, Bisa hingga 76 Tahun

20 Desember 2023 11:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengasuh adik kakak atau dua anak. Foto: Dragon Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengasuh adik kakak atau dua anak. Foto: Dragon Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Punya anak adalah impian banyak pasangan setelah menikah. Tetapi, masing-masing pasangan memiliki keinginan tersendiri terkait jumlah anak yang ingin dimiliki. Menurut penelitian, keputusan punya anak dapat memperpanjang angka harapan hidup.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, hal ini terungkap lewat studi dari University of Michigan yang dikeluarkan pada Desember 2023. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mengasuh anak dapat memperpanjang usia harapan hidup seseorang hingga usia 76 tahun.
"Satu hal yang jelas adalah memiliki anak lebih bermanfaat untuk umur panjang dibandingkan tidak memiliki anak sama sekali," kata penulis studi, Jianzhi Zhang, dikutip dari New York Post.
Dalam penelitian ini, Zhang dan rekan penulis Erping Long --mahasiswa Chinese Academy of Medical Sciences dan Peking Union Medical College-- meninjau informasi kesehatan dan genetik dari 276.000 orang yang tinggal di Inggris.
Mereka menyimpulkan bahwa pria dan wanita yang memiliki anak kemungkinan hidup lebih lama, karena mereka ingin melihat anak-anaknya tumbuh besar. Berapa jumlah anak yang ideal menurut studi tersebut?
ADVERTISEMENT
"Memiliki dua anak bisa mencapai umur terpanjang," ucap Zhang.
Ia juga menambahkan bahwa pasangan yang menjadi orang tua memiliki keuntungan umur panjang sebesar 5-10 persen dibandingkan yang tidak punya anak.
Ilustrasi ibu dengan dua anak. Foto: comzeal images/Shutterstock
"Memiliki lebih sedikit atau lebih banyak anak [dari dua anak -red] akan menurunkan angka harapan hidup," tuturnya.
Zhang pun membandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa pasangan yang punya banyak anak cenderung akan lebih banyak berinteraksi sosial. Namun, penelitian terbarunya mengungkapkan cukup hanya punya dua anak tetap bisa memiliki interaksi sosial yang tinggi.
"Ada kemungkinan bahwa memiliki dua anak dapat mencapai keseimbangan antara memiliki banyak interaksi sosial, dan tidak punya terlalu banyak beban ekonomi atau fisik," jelas Zhang.
Sebuah laporan pada tahun 2017 juga menemukan alasan lainnya mengapa punya anak bisa meningkatkan angka harapan hidup seseorang. Jawabannya, karena kehadiran anak-anak bisa membantu menjaga pikiran ibu dan ayah mereka tetap aktif di usia tua. Setidaknya, bisa menambah usia hingga dua tahun dalam hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Penelitian lain pada tahun 2020 juga menyatakan wanita yang melahirkan bayi di usia yang tidak lagi muda, atau lebih dari usia 35 tahun, juga berpeluang lebih besar hidup lebih lama. Hal ini disebabkan peningkatan materi genetik, yang disebut telomer leukosit, yang berarti bisa lebih sehat dan menurunnya risiko kondisi kronis seperti diabetes tipe 2, kanker, dan penyakit kardiovaskular.

Pasangan Berumur Panjang Bukan Faktor Genetik

Ilustrasi ibu dua anak. Foto: Rachaphak/Shutterstock
Di sisi lain, ada teori yang menyebut reproduksi dan umur seseorang juga dapat dipengaruhi oleh gen dan lingkungan seseorang.
Teori ini mengacu pada temuan ahli biologi evolusi, George Williams, pada tahun 1957. Teori yang telah berusia puluhan tahun itu mengusulkan bahwa mutasi genetik yang berkontribusi terhadap penuaan dapat didukung oleh seleksi alam. Mutasi tersebut dikatakan menguntungkan bila di awal kehidupan seseorang bisa mendorong reproduksi lebih awal, atau produksi lebih banyak keturunan.
ADVERTISEMENT
Namun, Zhang menyimpulkan bahwa reproduksi dan umur secara genetik berkorelasi sangat negatif. Ia menilai mutasi genetik yang mendorong reproduksi pada pria dan wanita justru memperpendek umur.
Jika dibandingkan dengan faktor lingkungan, seperti kontrasepsi, kemajuan medis, akses terhadap sumber daya, dan lainnya, faktor genetik hanya memiliki peran yang sangat kecil.
Zhang mencatat bahwa harapan hidup manusia, angka kelahiran, dan perilaku reproduksi semuanya telah berubah secara drastis selama beberapa dekade terakhir. Meskipun angka kelahiran di seluruh dunia telah menurun sejak tahun 1950an, sebaliknya angka harapan hidup mengalami peningkatan dari 46,5 tahun pada tahun 1950an menjadi 2,8 tahun pada tahun 2019.
"Tren ini didorong oleh perubahan lingkungan yang signifikan, termasuk perubahan gaya hidup dan teknologi. Dan berlawanan dengan yang disebabkan oleh seleksi alam terhadap varian genetik yang diidentifikasi dalam penelitian ini," tutup Zhang.
ADVERTISEMENT