Suami Ingin Punya Anak Lagi Tapi Ibu Belum Siap, Apa yang Perlu Dilakukan?

12 Juni 2022 20:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi suami ingin punya anak lagi tapi istri belum siap. Foto: metamorworks/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suami ingin punya anak lagi tapi istri belum siap. Foto: metamorworks/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat pasangan suami istri ingin menambah anak lagi. Tapi, bagaimana jika masalahnya, suami sudah ingin punya anak, sementara istri merasa belum siap?
ADVERTISEMENT
Ya Moms, setelah punya anak, kehidupan Anda mungkin tak sama lagi. Bagi sebagian ibu, punya satu anak saja rasanya sudah cukup menantang dan melelahkan, karena sebagian waktu dihabiskan untuk mengurus si kecil. Jadi, keputusan ingin menambah atau menunda punya anak lagi memang perlu disepakati bersama, Moms.
Ada pasangan yang menunda punya momongan lagi karena ingin fokus mengurus anak pertamanya dulu, sengaja memberi jarak beberapa tahun agar umurnya tidak berdekatan, atau memutuskan cukup hanya satu anak saja.
Lantas, apa yang perlu dilakukan jika suami ingin menambah anak, tapi Anda belum siap?

Yang Perlu Dilakukan Bila Salah Satu Pasangan Ingin Punya Anak Lagi, Sementara yang Lain Belum Siap

Ilustrasi membahas pertimbangan ketika punya anak lagi tapi istri belum siap. Foto: Kmpzzz/shutterstock
1. Bahas Berbagai Pertimbangan
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk menambah anak lagi atau tidak perlu mempertimbangkan banyak hal, seperti faktor ekonomi, kesehatan, hingga mental. Misalnya, saat ini kondisi keuangan rumah tangga kurang stabil, sehingga waktunya tidak tepat untuk menambah anggota keluarga baru karena memenuhi kebutuhan harian saja masih sulit. Apalagi saat baru jadi seorang ibu dengan anak masih di bawah dua tahun, mungkin di benak Anda masih ingin fokus merawat si kecil dulu.
"Mungkin Anda khawatir merasakan tekanan keuangan atau takut mewariskan anomali genetik ke anak selanjutnya, membuat Anda tak mampu membayangkan harus punya anak lagi. Tetapi ternyata suami tidak ingin membesarkan anak tunggal tanpa saudara kandung yang bisa membangun hubungan sangat istimewa," kata Terapis Pernikahan Amber Trueblood, MFT, dikutip dari Parents.
ADVERTISEMENT
2. Jelaskan Kekhawatiran yang Dirasakan
Anda mungkin mengalami berbagai kekhawatiran dan ragu untuk punya anak lagi dalam waktu dekat. Contohnya, Anda memiliki pengalaman kehamilan berisiko tinggi atau persalinan yang traumatis. Ingat Moms, Anda yang menjalani kehamilan dan Anda jugalah yang merasakan rasa sakit saat melahirkan.
The Every Mom melansir, ungkapkan juga kemungkinan kecemasan atau depresi setelah persalinan bisa terjadi lagi saat punya anak selanjutnya, dan apakah suami bisa memastikan untuk mendampingi dalam masa-masa itu. Dengan berbagai kekhawatiran itu, mungkin bisa jadi pertimbangan suami untuk menunda punya anak dulu dan menunggu hingga Anda siap.
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutter Stock
3. Komunikasi dengan Terbuka
Penting untuk melakukan komunikasi terbuka untuk memahami pandangan suami ketika ingin menambah momongan. Anda bisa mendengarkan dulu penjelasannya, lalu baru bicarakan mengapa Anda merasa kurang nyaman untuk memiliki anak lagi, setidaknya dalam waktu dekat. Bagaimana pun penting untuk memahami alasan di balik keinginannya itu, Moms.
ADVERTISEMENT
4. Syukuri Kehidupan Sekarang
Di sisi lain, Anda bisa membicarakan hal-hal positif yang saat ini dijalani bersama suami. Cara ini bisa menghindari percakapan menjadi emosional. Salah satunya dengan mengungkapkan rasa syukur dengan kehidupan sekarang.
"Luangkan waktu dan perhatian untuk mengungkapkan hal-hal yang berjalan baik pada keluarga. Ucapkan rasa syukur karena anak tumbuh dengan sehat dan beri penghargaan karena sudah jadi suami yang terbaik. Ini bisa menjadi cara berbeda yang penting dilakukan," ungkap Trueblood.
5. Konsultasi dengan Ahli
Namun, apabila yang terjadi justru sebaliknya, yaitu tidak menemukan kesepakatan soal menambah atau menunda anak dan bahkan sampai bertengkar, Anda bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli profesional. Dengan melakukan terapi pasangan, misalnya, mungkin hal itu bisa membantu Anda dan suami memahami emosi dan pikiran masing-masing, serta jangan terburu-buru sebelum membuat keputusan.
ADVERTISEMENT