Takut Periksa Pap Smear? Tes Ini Bisa Menggantikannya

10 Maret 2018 17:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tes pap smear. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tes pap smear. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak takut terkena penyakit kanker? Penyakit mematikan ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Pada wanita, salah satu kanker yang paling ditakuti adalah kanker serviks atau leher rahim.
ADVERTISEMENT
Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Dan kanker ini menjadi pembunuh nomor satu bagi perempuan Indonesia. Data Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menunjukkan bahwa setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks yang masuk dalam catatan mereka.
Pada tahap awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala yang khas. Karenanya, kanker serviks biasanya baru diketahui setelah memasuki tahap lanjut. Karena itu untuk mencegahnya, wanita disarankan melakukan tes pap smear.
Pap smear adalah tes skrining (screening test) untuk mendeteksi adanya kelainan sel yang berisiko menjadi sel kanker pada leher rahim. Tes pap smear pada umumnya perlu dilakukan oleh wanita usia subur yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Untuk wanita berusia 21 tahun disarankan untuk tes setiap dua tahun sekali. Setelah usia 30 tahun, tes ini bisa dilakukan setiap tiga tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, banyak wanita yang enggan melakukan tes ini. Hal ini antara lain dikarenakan rasa takut membayangkan sebuah spekulum -alat yang mirip paruh bebek- masuk ke dalam vaginanya saat tindakan pap smear dilakukan.
Walaupun tindakan tersebut tidak terlalu menyebabkan rasa nyeri, namun tetap dapat membuat rasa tidak nyaman. Selain itu, selama pemeriksaan wanita harus memerlihatkan daerah intim kepada dokter, bidan atau petugas kesehatan. Tentu saja ini bisa menimbulkan rasa risih.
Tapi ada berita bagus nih, Moms! Dikutip dari ABC News, pemerintah Australia telah resmi menetapkan pergantian tes pap smear dengan uji Human Papilloma Virus (HPV) untuk pemeriksaan kanker serviks. HPV adalah virus yang mengakibatkan kanker pada pada mulut rahim.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Vaksin HPV (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin HPV (Foto: Thinkstock)
Menurut Deborah Bateson, dokter sekaligus Direktur Family Planning National Single Window di Australia, uji HPV ini memberikan banyak perubahan dan dapat menyelamatkan jiwa banyak wanita yang sebelumnya enggan melakukan tes pap smear. Uji HPV cenderung mudah dan tidak sakit sehingga meningkatkan kesadaran wanita untuk melakukan skrining sedini mungkin.
Deborah menjelaskan, pada uji HPV, wanita dapat mengambil sampel sendiri dengan usapan pada vagina atau vaginal swab. Anda hanya perlu datang ke klinik untuk mendapatkan alat yang mudah digunakan sendiri untuk mengambil sampel setelah itu sampel akan disimpan dalam wujud cair dan dikirim ke ahli patologi untuk dianalisa, apakah ada kelainan atau tidak.
Jadi tanpa perlu menggunakan spekulum, dan tidak perlu pula memerlihatkan daerah intim Anda kepada orang lain! Lebih nyaman kan, Moms?
ADVERTISEMENT
Uji ini juga lebih hemat dan efisien. Kalau tes pap smear perlu dilakukan pada wanita yang aktif secara seksual sejak berusia 18 tahun setiap 2 tahun sekali, dengan uji HPV Anda cukup diperiksa setiap lima tahun sekali, mulai usia 25 tahun.
Ketua Asosiasi Medis Australian (AMA) Dr Michael Gannon menjelaskan, tes ini sebenarnya sudah dipakai di Australia lebih dari 10 tahun — hanya saja tidak dijalankan untuk pemeriksaan kanker serviks.
Menurut Departemen Kesehatan Australia, mereka menjadi salah satu negara pertama yang secara resmi menggunakan tes ini untuk pemeriksaan serviks.
Bagaimana dengan Indonesia? Semoga saja dapat cepat mengikutinya juga ya, Moms. Sehingga Anda bisa benar-benar mengatakan selamat tinggal pada pap smear.
ADVERTISEMENT