Tanda Anak Siap Masuk SD Menurut IDAI

12 Januari 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi anak sekolah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi anak sekolah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal yang harus dipahami orang tua sebelum memasukkan anak ke SD atau sekolah dasar. Mulai dari kesiapan anak, kesamaan visi antara orang tua dan sekolah, jarak, biaya, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Nah berbicara mengenai kesiapan anak, sebetulnya apa sih tanda anak sudah siap masuk SD? Yuk simak penjelasan dr. Trully Kusumawardhani Triyanto, Sp.A, di bawah ini, yang dikutip dari laman IDAI.

Kapan Anak Siap Masuk SD?

Moms, perlu dipahami bahwa saat masuk SD, terjadi banyak perubahan pada lingkungan anak. Biasanya, saat TK mereka belajar dan bermain dalam gedung yang lebih kecil, dengan jumlah siswa yang relatif lebih sedikit. Saat SD akan belajar di dalam gedung yang lebih besar dan jumlah murid yang lebih banyak.
Di Sekolah Dasar anak sudah mulai dikenalkan dengan aturan dan prosedur yang harus ditaati. Seperti berbaris sebelum masuk ke kelas, jam pelajaran yang lebih awal, angkat tangan jika bertanya dan beberapa aturan lain yang dibuat untuk ketertiban kelas. Juga mereka mulai mengenal suatu proses belajar yang terstruktur dan formal sehingga anak diharapkan sudah dapat duduk tenang dalam waktu tertentu saat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah dan sudah lebih mandiri saat di kelas.
ADVERTISEMENT
"Selain itu dibutuhkan kemampuan social relationship karena mereka mulai mengenal tidak hanya teman dan guru yang tentu jumlahnya lebih banyak tetapi ada komponen lain di sekolah seperti bapak satpam, tukang kebun, ibu penjaja kantin sekolah dan karyawan administrasi yang bertugas di kantor sekolah," tutur dr. Trully.
Ia mengatakan, kesiapan anak untuk masuk jenjang pendidikan formal seperti Sekolah Dasar, harus melihat dari semua aspek kesiapan perkembangan anak, yaitu meliputi : perkembangan motorik kasar dan halus, kognitif, sosial emosi, bahasa, literacy/numeracy, dan bukan umur biologis saja.
"Umur biologis belum menjamin kesiapan anak untuk bersekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan perkembangan anak lebih penting daripada umur biologis untuk menilai kesiapan anak masuk sekolah," tegas dokter yang praktik di RS Hermina Kemayoran, Jakarta Pusat, ini.
ADVERTISEMENT
Kemampuan Motorik
Ilustrasi anak belajar menulis. Foto: Shutter Stock
Kemampuan motorik kasar yang perlu dikuasai anak seperti: berjalan baik di garis lurus, berdiri dengan satu kaki, berlari baik, naik turun tangga sendiri, melompat jauh dan mendarat dengan dua kaki bersamaan, melempar, menendang dan menangkap bola, serta sudah dapat mengayuh sepeda roda tiga.
Kemampuan motorik halus meliputi: kemampuan memegang pensil dengan baik (tripod posisi), dapat menggambar bentuk dasar seperti lingkaran, kotak dan segi tiga, dapat mewarnai di dalam garis pembatas, dapat menggunting pola bentuk dasar, bermain menyusun balok 3 dimensi, mandiri untuk mampu melepas dan memakai baju berkancing, ritsleting, memakai sepatu dan kaus kaki,dan makan serta minum sendiri.
Kemampuan Kognitif
Yang dibutuhkan untuk seorang anak untuk siap di sekolah dasar di antaranya: kemampuan menjelaskan persamaan dan perbedaan suatu benda, dapat mengelompokkan benda sesuai dengan klasifikasi sederhana, menyelesaikan puzzle sederhana (5 sampai 6 keping), dapat memahami pola berurutan dari deret bentuk atau warna, mengenal bentuk dan warna, mengetahui konsep waktu seperti hari, bulan dan tahun.
ADVERTISEMENT
Kemampuan Sosial Emosi
Yaitu mengetahui nama, umur dan jenis kelamin, paham dan bisa mengantre, dapat bermain bersama dan berbagi, memulai pembicaraan dan permainan. Anak juga sudah mampu berpisah dari orang tua saat sekolah, mampu bertahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, dapat mengungkapkan dan mengontrol emosi, sudah dapat mandiri saat buang air kecil dan air besar, dapat meminta pertolongan kepada orang dewasa saat membutuhkan.
Perkembangan Bahasa
Baik bahasa reseptif (pemahaman) maupun bahasa ekspresif (kata – kata yang dikeluarkan). Di antaranya adalah : memahami dan mengikuti dua instruksi bersamaan, memahami konsep dasar seperti arah, preposisi, ukuran dan perbandingan.
Kemampuan berbahasa ekspresif meliputi : dapat membuat kalimat lengkap, artikulasinya jelas, dapat menceritakan kembali dengan urutan yang logis,dapat membuat kalimat berisi 10 kata atau lebih, dapat bertanya 5 W 1 H ( what, who, when, where, why and how).
ADVERTISEMENT
Kemampuan Literasi
Anak belajar membaca jam. Foto: Anutr Yossundara/shutterstock
Yakni kecakapan menulis dan membaca serta berhitung atau angka, merupakan syarat paling terakhir untuk seorang anak dianggap siap sekolah. Karena dengan terpenuhinya kemampuan – kemampuan di atas yaitu perkembangan motorik kasar dan halus, kognitif, sosial emosi, bahasa, kemampuan literasi akan berkembang dan lebih mudah dipelajari seorang anak.
Kemampuan literasi seperti, anak sudah lebih menyukai mendengarkan story telling dengan rima dan puisi, dapat menulis namanya,dapat mengidentifikasi dan menulis huruf besar dan huruf kecil, dan mudah memahami kata – kata yang sering dilihat atau sight words.
Kemampuan berhitung seperti mengenal dan menulis angka 1 sampai 10 dan dapat memahami konsep kuantitas angka 1 sampai 10. Paham konsep lebih sedikit dan lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, itulah sejumlah aspek yang perlu diperhatikan sebelum memasukkan anak ke SD. dr. Trully menegaskan, yang paling penting adalah dukungan dari orang tua dalam menghadapi hal – hal yang dapat menimbulkan kecemasan saat awal masuk sekolah. Yakni berupa penjelasan tentang hal-hal apa saja yang akan dihadapi anak di sekolah.
"Hal ini penting karena anak akan takut atau cemas, karena dia belum mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa saja yang akan dihadapinya saat masuk ke sekolah baru," katanya.
dr. Trully menyarankan agar orang tua mengajak anak saat survei ke sekolah tersebut. Sehingga ia bisa melihat langsung kondisi sekolah, atau dapat juga melalui gambar atau foto – foto di website atau online. Bisa juga dengan membacakan cerita tentang suasana sekolah yang menyenangkan dan memberikan informasi yang positif tentang bersekolah dalam beberapa hari atau satu minggu sebelum anak masuk.
ADVERTISEMENT