Telat Haid Tapi Tidak Merasakan Gejala Hamil? Catat 8 Penyebabnya

30 Mei 2024 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur. Foto: WindNight/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur. Foto: WindNight/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu penyebab perempuan telat datang bulan adalah hamil. Lalu, bagaimana jika telat haid tapi tidak merasakan gejala hamil?
ADVERTISEMENT
Merujuk laman Mayo Clinic, ciri-ciri kehamilan selain tidak haid yakni payudara jadi lebih sensitif dan bengkak karena perubahan hormon. Mengalami mual atau muntah, biasanya di pagi hari (morning sickness).
Kelelahan atau mudah mengantuk, sering buang air kecil, hingga mudah menangis (moody) juga termasuk gejala kehamilan. Jika tidak merasakan gejala-gejala tersebut, bisa jadi penyebab Anda telat haid bukan karena hamil, tapi hal lain.

8 Penyebab Telat Haid Tapi Tidak Merasakan Gejala Hamil

Ilustrasi Telat Haid. Foto: sitthiphong/Shutterstock
Berikut ini penyebab telat datang bulan padahal tidak hamil berdasarkan informasi yang dirangkum dari Healthline dan Medical News Today.

1. Stres

Stres berat dapat memengaruhi bagian otak yang mengontrol hormon reproduksi. Akibatnya, tubuh bisa berovulasi dan menstruasi berhenti. Untuk mengatasinya, maka penyebab stres harus diatasi atau belajarlah untuk mengelola stres.
ADVERTISEMENT

2. Menyusui

Saat ibu menyusui, tubuh akan memproduksi hormon prolaktin yang dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Namun, masalah ini akan teratasi dengan sendirinya apabila Anda berhenti menyusui.
Orang yang tidak menyusui juga bisa mengalami peningkatan hormon prolaktin. Tanda produksi prolaktin berlebih bisa terlihat dari keluarnya cairan berwarna seperti susu dari puting. Sebaiknya segera konsultasi dengan dokter jika Anda mengalami masalah ini.

3. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Penderita PCOS mengalami ketidakseimbangan hormon yang membuat mereka telat menstruasi atau frekuensi darah haidnya berlebihan. Selain siklus haid yang tidak teratur, penderita PCOS juga biasanya mengalami gejala lain, seperti kelebihan berat badan, keputihan berlebih, dan lain-lain.

4. Penggunaan KB

KB hormonal seperti suntik KB, implan, atau pil, dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam siklus haid. Ini karena alat kontrasepsi bekerja dengan cara menghambat ovulasi. Jadi, Anda mungkin akan telat haid, terlalu cepat, atau bahkan tidak haid sama sekali.
ADVERTISEMENT

5. Perubahan Berat Badan

Ilustrasi Menimbang Berat Badan. Foto: Shutterstock
Kenaikan atau penurunan berat badan secara drastis dan dalam waktu singkat dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Gangguan makan seperti anoreksia nervosa juga bisa membuat bagian hipotalamus, hipofisis, dan ovarium menjadi tidak berfungsi. Akibatnya siklus menstruasi pun tidak stabil.

6. Olahraga Berlebihan

Olahraga yang intens dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon stres, sehingga mengganggu produksi hormon reproduksi dan menyebabkan menstruasi tidak teratur.

7. Menopause

Menopause biasanya dimulai ketika perempuan mencapai usia 50 tahun. Namun, ada pula yang mengalami menopause dini pada usia 40 tahum.
Mengutip WHO, menopause terjadi karena folikel ovarium tidak lagi berfungsi dan terjadi penurunan kadar estrogen dalam darah. Sebelum perempuan menopause, mereka akan mengalami masa transisi atau perubahan siklus menstruasi.

8. Diabetes

Penderita diabetes tipe 2 berisiko lebih tinggi mengalami menstruasi yang tidak teratur akibat anovulasi, yakni ketika ovarium tidak melepaskan sel telur ke tuba falopi. Bila hal ini terjadi, seseorang tidak akan mengalami menstruasi.
ADVERTISEMENT