Tips Agar Ibu yang Baru Melahirkan Bisa Lancar Menyusui Bayi

17 Juni 2019 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi ibu menyusui bayi baru lahir Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi ibu menyusui bayi baru lahir Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setelah melahirkan bayi tersayang ke dunia, umumnya ibu berharap dapat segera menyusui buah hatinya. Maklum, sudah bukan rahasia lagi kalau ASI adalah makanan terbaik bagi bayi.
ADVERTISEMENT
Tapi seringkali harapan tak seindah kenyataan. Tak sedikit ibu yang baru melahirkan kecewa, bingung atau putus asa karena tidak bisa menyusui bayinya. Entah karena ASI-nya dibilang tidak keluar, ibu merasa sulit menyusui atau karena berbagai alasan lainnya.
Sayang sekali ya, Moms, bila hal ini sampai terjadi? Nah, bagaimana sebenarnya agar ibu yang baru melahirkan bisa menyusui bayinya dengan lancar?
Yuk, simak tips dari ahli laktasi, Dr Jack Newman, yang dijelaskan kembali oleh Nia Umar S Sos MKM IBCLC, pendiri dan Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) di laman resminya:
Ilustrasi ibu menyusui bayi yang baru lahir Foto: Shutterstock
Agar ibu bisa menyusui bayi dengan lancar, usahakanlah menghindari atau sesedikit mungkin menggunakan pengobatan apa pun ketika proses melahirkan. Misalnya obat-obat pengurang rasa nyeri atau anestesi epidural.
ADVERTISEMENT
Apa alasannya? Sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa obat-obat ini bisa mempengaruhi koordinasi bayi yang baru lahir menyusu pada payudara ibu, Moms.
Begitu juga bila setelah melahirkan ibu diberikan cairan tambahan melalui infus. Hal ini bisa menyebabkan pembengkakan pada jaringan payudara ibu dan di areolanya yang dapat mempersulit bayi untuk bisa mengambil sebagian dari areola untuk bisa masuk ke dalam mulutnya.
Ilustrasi IMD Foto: Instagram/@dominiquediyose
Dalam 1 jam kehidupan pertamanya setelah dilahirkan ke dunia, bayi perlu dipastikan mendapat kesempatan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD adalah proses meletakkan bayi baru lahir pada dada atau perut sang ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri payudara ibu dan menyusu.
Ya Moms, sebagian besar bayi baru lahir bisa mencari sendiri payudara ibu tanpa perlu dibantu dan menyusu jika diletakkan di dada ibunya segera setelah proses melahirkan. Pintar, ya?
Ilustrasi kolostrum ASI perah. Foto: Shutterstock
Dalam proses inilah bayi mendapatkan kolostrum atau ASI pertama yang keluar dari payudara ibu dan mengandung zat gizi serta antibodi yang sangat tinggi. Itulah salah satu sebab IMD sangat penting dilakukan.
ADVERTISEMENT
Apakah dengan dilakukannya proses IMD ibu yang baru melahirkan jadi tidak bisa beristirahat? Bukankah sebaiknya setelah proses persalinan selesai ibu beristirahat saja?
Jangan keliru, Moms. Proses IMD tidak melelahkan buat ibu. IMD malah merupakan proses pertemuan pertama kali yang indah bagi ibu dan bayi.
Banyak riset juga menunjukkan, tidak hanya bermanfaat untuk bayi tetapi juga untuk ibu baik di masa-masa awal kelahiran hingga masa menyusui selanjutnya. Itulah kenapa IMD jadi salah satu penunjang keberhasilan menyusui.
Ilustrasi ibu baru melahirkan dengan bayi yang dirawat gabung. Foto: Shutterstock
Pastikan rumah sakit, klinik atau rumah bersalin yang Anda pilih untuk melahirkan menyediakan dan mendukung rawat gabung bagi ibu dan bayi. Apa maksudnya rawat gabung? Setelah lahir, bayi tidak dirawat di ruang bayi atau tidak dipisahkan dengan ibu. Ini memungkinkan dan justru akan sangat menguntungkan kika ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan stabil.
ADVERTISEMENT
Dengan selalu berada di dekat bayinya, ibu bisa ‘membaca’ tanda-tanda bayi ingin menyusu ketika bayi ada di dekatnya tanpa perlu menunggu bayi menangis atau perawat memanggil ibu. Apa pentingnya? Kalau bayi sudah menangis, maka biasanya ibu juga sudah jadi tidak tenang, terburu-buru atau bahkan panik sehingga pelekatan yang baik untuk menyusu pun menjadi sulit dilakukan.
Ilustrasi Dot Bayi Foto: Pixabay
Dot dan empeng tidak disarankan diberikan pada bayi karena keduanya dapat membawa banyak dampak negatif untuk si kecil.
Dampak negatif penggunaan dot juga sangat banyak dan serius. Mulai dari bayi mengalami bingung puting yang berujung pada penyapihan dini, peningkatan risiko infeksi saluran cerna, saluran pernafasan, maupun Otitis Media Akut (OMA) yaitu salah satu infeksi yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kalau ASI belum keluar atau keluar tapi tidak banyak? Anda perlu tahu, bahwa produksi ASI ibu yang baru melahirkan memang belum banyak. Ini normal, alami dan wajar! Tidak hanya itu, jumlah ASI ibu yang sedikit di hari-hari awal kelahiran juga sesuai dengan kebutuhan bayi. Ini tidak perlu jadi alasan untuk memperkenalkan bayi dengan cairan lain yang diberikan dengan dot.
Ingat selalu, Moms, bagaimana bayi mengisap dot berbeda dengan cara ia menyusu pada payudara. Jika terbiasa mendapatkan asupan cairan dengan dot atau botol, bayi akan meminta (melalui tangisan dan penolakan pada payudara) si botol yang berisi cairan lebih banyak yang sebenarnya belum mereka butuhkan.
ADVERTISEMENT
Begitu juga halnya dengan empeng. Meski empeng tidak menyalurkan isi apa pun, sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa empeng mengurangi frekuensi bayi menyusu yang mengakibatkan terlewatnya sesi menyusui. Ibu pun jadi kesulitan ‘membaca’ tanda-tanda awal bayi yang ingin menyusu.
menyusui bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Biarkan bayi menyusu sepuasnya tanpa perlu dibatasi lama menyusu maupun frekuensinya. Tidak usah khawatir kelelahan karena bayi Anda menyusu berjam-jam, Moms! Bila pelekatan saat menyusu sudah baik dan benar, bayi tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam di payudara dalam satu sesi menyusu.
Artinya? Jika bayi menyusu pada satu payudara berjam-jam lamanya, bisa jadi itu pertanda bayi belum mendapat cukup ASI karena pelekatannya belum baik dan benar.
Ibu menyusui Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang bisa mencukupi kebutuhan nutrisinya dengan tepat. Jadi, tambahan air, susu formula atau air gula sangat jarang sekali diperlukan. Jadi beri bayi ASI dan hanya ASI saja hingga usianya 6 bulan ya, Moms. Kecuali bila ada saran lain dari dokter berdasarkan indikasi medis tertentu.
Anda juga perlu berhati-hati, agar tidak 'termakan' berbagai alasan dan saran yang tidak benar untuk tidak menyusui bayi. Mantapkan hati untuk menyusui, cari informasi yang terpercaya dan temui konselor laktasi bila merasa perlu. Percaya dengan berbagai alasan dan saran yang tidak benar hanya akan membuat proses menyusui di awal menjadi lebih sulit bagi ibu dan bayi.