Tips Bila Balita Takut Balon

27 Maret 2018 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Membawa Balon (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Membawa Balon (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Anak kecil suka balon! Begitu yang diketahui banyak orang dan mungkin juga termasuk Anda.Tapi kenyataannya, ada anak yang justru takut dengan balon lho, Moms! Tidak hanya ketakukan, anak bisa saja berteriak, menangis hingga menjerit-jerit saat melihat balon.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, ini dapat mengganggu. Karena di berbagai kesempatan atau kondisi, si kecil mungkin tidak dapat menghindar dan akan menemukan balon di sekitarnya. Misalnya di restoran, di mal, atau di acara ulang tahun teman dan saudaranya.
Meski Anda mungkin merasa balon bukan sesuatu yang mengancam, ketakutan si kecil ini sebenarnya wajar dan sebaiknya tidak ditertawakan. Bahkan, pesohor Oprah Winfrey saja pernah mengakui kalau sejak kecil ia takut akan balon.
"Kita semua memiliki ketakutan akan sesuatu meski bisa saja berbeda-beda," ujar Doug Symons, seorang psikolog klinis anak di Acadia University di Wolfville, Amerika Serikat sebagaimana dikutip kumparanMOM (kumparan.com) dari Today's Parent.
“Tapi ketika rasa takut mereka berlebihan dan mulai mengganggu kehidupan orang yang mengalaminya, kami mendefinisikannya sebagai fobia," Symons melanjutkan.
ADVERTISEMENT
Fobia pada balon --yang dikenal dengan istilah globophobia-- bisa saja dialami seorang anak akibat pernah ada balon yang meletus di depan wajahnya. Atau misalnya dia pernah memegang balon lalu lepas ke udara kemudian dimarahi karenanya.
Bisa juga menonton film horor dengan adegan menakutkan yang terkait dengan balon? Atau ia pernah disakiti seseorang yang identik dengan balon? Disakiti teman yang ingin mengambil balonnya? Macam-macam, Moms! Coba ingat-ingat dan cari tahu.
Anak Perempuan dan Balon (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Perempuan dan Balon (Foto: Pixabay)
Lalu apa yang sebaiknya orang tua lakukan bila anak mengalami ketakutan seperti ini?
Berikut tips dari psikolog anak, Belinda Agustya MPsi, Psi untuk Anda:
1. Tetap Tenang
Yang paling penting ketika anak menunjukkan respon takut, orang tua harus tetap tenang. Jangan meremehkan, menertawakan anak maupun memarahinya. Hindari komentar judgemental seperti, "Iiiiih...masak kamu begitu aja takut?" atau "Jangan jadi anak penakut! Kesal Ibu sama kamu!"
ADVERTISEMENT
Alih-alih membuat anak menjadi berani, Anda hanya akan membuat anak tertekan dan memperburuk keadaan.
Balon Warna-Warni (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Balon Warna-Warni (Foto: Pixabay)
2. Tak Perlu Memberi Penjelasan Logis
Banyak juga orang tua yang berusaha memberi anak penjelasan logis ketika anak takut. Misalnya, "Itu cuma balon. Terbuat dari karet. Tidak bahaya, kok." Menurut Belinda, ini juga sebenarnya tidak dapat terlalu membantu bila anak sudah memiliki fobia.
Ilustrasi Balon sebagai Hiasan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Balon sebagai Hiasan (Foto: Pixabay)
3. Terima Rasa Takut Anak
Buat anak mengetahui bahwa Anda mengetahui dan menerima perasaan takutnya. Anda dapat mengatakan, "Kamu tidak nyaman ya karena ada yang membawa balon?" atau "Ibu mengerti, kamu tidak mau masuk ke ruangan itu karena takut melihat banyak balon di sana?"
Ini akan membuat anak merasa dimengerti dan lebih aman atau terlindung karena kehadiran dan pemahaman Anda untuknya.
Ilustrasi Anak dan Badut (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak dan Badut (Foto: Pixabay)
4. Kenalkan secara Bertahap
ADVERTISEMENT
Secara bertahap, kenalkan anak pada hal ditakutinya. Misalnya dengan mencoba memberi anak atau mengajak anak membuat gambar balon. Setelah gambar, Anda mungkin bisa mengajaknya melihat balon tapi dari jauh saja. Bila anak menunjukkan respon yang baik, perlahan ajak mendekati balon sedikit demi sedikit sampai anak betul-betul berani.
Belinda menjelaskan tips ini juga dapat Anda gunakan bila anak memiliki ketakutan pada hal lain. Misalnya pada bola, pesawat terbang, barongsai atau takut pada badut!
Tapi jangan lupa, selalu dampingi anak ya, Moms. Gandeng, peluk dan jangan memaksanya. Semoga berhasil!