Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Selain orang dewasa, hipoglikemia juga bisa terjadi pada bayi baru lahir. Hipoglikemia merupakan kondisi di mana kadar gula darah seseorang berada di bawah batas normal. Meskipun bersifat sementara, tetapi bila tidak diatasi dapat mengancam keselamatan bayi, Moms.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus pada bayi, hipoglikemia terjadi karena belum mendapatkan asupan makanan atau ASI dari sang ibu. Meski begitu, bayi yang mendapat ASI pun cenderung mempunyai kadar gula darah yang rendah dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula.
Salah satu kondisi yang berisiko mengalami hipoglikemia adalah kelahiran prematur. Selain itu, produksi cadangan gula yang tidak memadai dan peningkatan pemakaian gula darah pun juga dapat memicu hal tersebut, Moms.
Tak hanya itu, bayi juga berisiko mengalami hipoglikemia bila sang ibu memiliki riwayat atau sedang mengalami diabetes dan hipertensi, serta ukuran bayi terlalu besar atau kecil. Oleh karena itu, penting untuk ibu agar segera memberikan ASI eksklusif pada bayi dengan beberapa cara berikut ini.
ADVERTISEMENT
Tips Menyusui untuk Bayi yang Berisiko Hipoglikemia
Merujuk laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI yang tidak adekuat bisa meningkatkan risiko hipoglikemia, bahkan juga pada bayi yang sudah pulang ke rumah. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui tata laksana pemberian ASI yang tepat untuk mendukung perkembangan bayi.
Beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain:
1. Pemberian ASI sedini mungkin dalam 30-60 menit kemudian
Ya Moms, pemberian asupan enteral sedini mungkin penting untuk mencegah bayi terkena hipoglikemia. Sebab, bayi baru lahir akan mendapatkan kolostrum yang berisi protein, lemak, dan karbohidrat yang akan membuat gula darah stabil. Pemberian kolostrum pun tidak boleh dihentikan hanya karena bayi masuk dalam kriteria hipoglikemia.
ADVERTISEMENT
2. Berikan ASI melalui berbagai cara
Jika bayi tidak dapat menyusu langsung, coba berikan ASI dengan cara alternatif lainnya, seperti menggunakan sendok, gelas, atau pipa orogastrik. Bila bayi tidak mampu menghisap, jangan dipaksa memberikan ASI lewat mulut agar tidak terjadi aspirasi.
Perlu diingat bahwa ASI merupakan sumber nutrisi utama pada bayi. Jika tidak tersedia, pilihan berikutnya adalah mencari donor ASI yang sudah di pasteurisasi. Bila keduanya tidak memungkinkan, Anda bisa coba memberikan susu formula dengan mempertimbangkan riwayat keluarga mengenai alergi susu formula.
Selain itu, hindari memberikan air gula karena akan meningkatkan sekresi insulin. Tak hanya itu, memberikan air gula pada bayi akan menyebabkan kadar glukosa di dalam tubuhnya meningkat.
3. Lakukan skin to skin antara ibu dan bayi untuk merangsang pembentukkan ASI
ADVERTISEMENT
Selain berguna untuk mempertahan suhu tubuh, skin to skin antara ibu dan bayi juga dapat mempertahankan kadar gula darah yang normal. Di samping itu, hal tersebut juga dapat bantu menstimulasi produksi ASI dan pengisapan.
4. Berikan ASI dengan frekuensi sering
Bayi dengan risiko hipoglikemia perlu diberikan ASI sebanyak 10-12 kali dalam waktu 24 jam. Meskipun yang diberikan sedikit, tetapi hal ini tetap perlu dilakukan beberapa hari setelah lahir. Sebab, ASI mengandung tinggi protein dan kalori dari kolostrum dibandingkan memberikan susu formula atau air gula.