Tips Persiapan Menyusui untuk Kesehatan Ibu yang Lebih Baik

12 April 2025 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menyusui bisa menjadi tantangan besar, dan sebagian besar ibu baru memerlukan dukungan lebih dari yang mereka terima. Sebab, ketika bicara kesehatan bayi, maka kesehatan ibu juga akan turut berpengaruh.
ADVERTISEMENT
Web MD melansir, meski lebih dari 90 persen calon ibu berniat menyusui, kenyataannya hanya sekitar 60 persen yang masih melakukannya hingga usia bayi mereka 6 bulan atau ASI eksklusif.
Untuk menyukseskan proses menyusui, para calon ibu dan ibu baru perlu bersikap proaktif agar mendapat dukungan selama kehamilan dan masa menyusui.

Persiapan untuk Sukses Menyusui

Hambatan menyusui sangat kompleks, Moms. Mulai dari tantangan fisik dan emosional (seperti kesulitan pelekatan dan stres) hingga tekanan sosial dan finansial, serta kebutuhan untuk segera kembali bekerja setelah melahirkan.
Tentunya, persiapan sudah bisa dilakukan sebelum Anda melahirkan. Banyak hal yang perlu dipelajari, salah satunya manfaat menyusui yang sangat besar, baik bagi ibu maupun bayi.
Bayi yang disusui memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit pernapasan, masalah kulit, gangguan pencernaan seperti diare, sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), obesitas, diabetes, dan leukemia anak. ASI juga mengandung antibodi yang memperkuat sistem imun bayi, termasuk terhadap infeksi seperti campak. Bagi ibu, manfaatnya termasuk penurunan risiko depresi pascapersalinan dan kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, diperlukan dukungan dari orang-orang di sekitar ibu saat mereka sedang menyusui bayinya.
"Atur dukungan Anda sebelum melahirkan, bukan setelahnya, saat Anda mungkin merasa kelelahan dan kewalahan," ujar Dr. Jill Demirci, profesor madya di Sekolah Keperawatan Universitas Pittsburgh.
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
Demirci juga menekankan pentingnya dukungan dalam hal pekerjaan rumah, menyiapkan makanan, kesehatan mental, dan tidur. Anda juga bisa mengikuti komunitas ibu-ibu di media sosial atau grup percakapan daring, yang bisa menjadi momen berbagi pengalaman.
Bila diperlukan, Anda bisa menemui konsultan laktasi untuk membantu Anda mengevaluasi pilihan, seperti kombinasi susu formula dan ASI, hingga mencegah masalah menyusui seperti mastitis saat proses penyapihan. Bahkan jika Anda sudah berhenti menyusui, relaktasi (memulai kembali menyusui) tetap memungkinkan dengan panduan yang tepat.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Bila Ibu Tiba-tiba Galau Ingin Berhenti Menyusui?

Bagi ibu yang sedang mempertimbangkan apakah akan melanjutkan atau berhenti menyusui dengan berbagai pertimbangan, Dr. Demirci memberikan beberapa saran:
1. Buat Daftar Kelebihan dan Kekurangan
Buat dua daftar: satu untuk Anda sendiri, dan satu lagi untuk bayi Anda. Ini dapat membantu memperjelas perasaan dan prioritas Anda.
2. Bicara dengan Orang Terdekat
Sampaikan pertimbangan Anda kepada pasangan, keluarga, dokter anak, atau konselor laktasi agar dapat membantu memberikan pilihan.
3. Kenali Pilihan Lain dalam Menyusui Bayi
Memberikan ASI perah (dipompa) juga termasuk bentuk pemberian ASI.
4. Beri Waktu untuk Menunda Memutuskan Sesuatu
Dalam masa pascapersalinan, kondisi dan emosi bisa berubah setiap hari. “Kadang, keputusan terbaik adalah menunda keputusan,” ujar Demirci.
ADVERTISEMENT
5. Prioritaskan Tidur
Tidur sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Usahakan tidur dua kali selama empat jam tanpa gangguan setiap 24 jam. Mintalah bantuan untuk menyusui atau mengganti popok pada orang lain di rumah.
6. Ambil Waktu Istirahat
Coba istirahat dari menyusui selama beberapa hari, berikan ASI perah atau susu formula, dan lihat bagaimana perasaan Anda setelahnya.
“Orang tua yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat. Jika Anda mengalami stres atau kesulitan dalam menyusui, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda," tutup Dr. Demirci.