USG Terlalu Sering Berbahaya untuk Janin, Mitos atau Fakta?

25 April 2022 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil lakukan pemeriksaan USG. Foto: Kwangmoozaa/Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil lakukan pemeriksaan USG. Foto: Kwangmoozaa/Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) adalah momen yang dinanti-nantikan ibu hamil. Sebab, saat USG ibu dapat melihat bentuk dan perkembangan janin di dalam perut. Namun, ada juga beberapa ibu hamil yang enggan melakukan pemeriksaan USG karena takut memengaruhi kondisi janinnya seperti cacat lahir. Namun, benarkah hal itu?
ADVERTISEMENT
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya Antasari, dr. Nurwansyah, SpOG, pemeriksaan USG adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk melihat langsung perkembangan janin di dalam perut, mulai dari gerakannya, denyut jantung, dan perkembangan paru-paru janin.
Ilustrasi dokter melihat perkembangan bayi lewat USG. i Foto: Shutter Stock
“Istilahnya USG merupakan mata kita untuk melihat janin di dalam kandungan, bisa lihat gerakannya, denyut jantungnya, dan perkembangan paru-parunya. Kadang apa yang diperiksa dengan saat bayi lahir kondisinya berbeda,” kata dr. Nurwansyah saat dihubungi kumparanMOM, Minggu (24/4).
Selama masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi janin di dalam perut seperti USG. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan setiap 2 minggu sampai 1 bulan sekali.
Lantas, apakah benar terlalu sering melakukan pemeriksaan USG dapat membahayakan janin?
ADVERTISEMENT

Kata Dokter Soal Ibu Hamil Terlalu Sering USG

dr. Nurwansyah mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan tentang pemeriksaan USG terlalu sering dapat membahayakan janin, baik untuk USG perut maupun transvaginal. Sebab teknologi yang digunakan aman untuk ibu hamil maupun janin. Bahkan, lebih berbahaya ibu hamil menggunakan gadget terlalu sering karena gadget memiliki gelombang elektromagnetik tinggi yang bisa membahayakan janin.
“Sebenarnya USG terus menerus tidak berbahaya, justru lebih berbahaya kalau ibu hamil main gadget terus menerus karena memiliki gelombang elektromagnetik yang tinggi. Sementara USG menggunakan gelombang ultrasonik, jadi sangat tidak membahayakan janin,” jelas dr. Nurwansyah.
Transuder untuk USG Transvaginal. Foto: Shutter Stock
Di samping itu, USG transvaginal juga tidak membahayakan janin di dalam kandungan. Pemeriksaan yang dilakukan melalui vagina ibu hamil ini memang memiliki tekanan lebih kuat daripada USG perut. Sebab, USG transvaginal dilakukan dengan cara memasukkan alat bernama transduser yang bentuknya seperti tongkat sehingga menimbulkan sedikit rasa sakit pada vagina ibu hamil.
ADVERTISEMENT
“USG transvaginal tidak berbahaya juga, memang power-nya tinggi, tetapi ketinggiannya itu tidak membahayakan janin sama sekali,” tutur dr. Nurwansyah.
Ilsutrasi USG Transvaginal. Foto: Shutter Stock
dr Nurwansyah menambahkan, sebaiknya ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui perkembangan janin di dalam kandungan. Selama masa kehamilan, umumnya pemeriksaan USG dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali, yakni pada trimester pertama, kedua, ketiga, dan bila memungkinkan juga dilakukan menjelang waktu persalinan.
Jadi kesimpulannya, jika ibu hamil melakukan USG terlalu sering, maka tidak berbahaya untuk janin ya, Moms. Sebab, USG menggunakan gelombang ultrasonik yang tidak berbahaya untuk janin, dan tidak ada gelombang radiasi yang terlibat.