Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Vape atau rokok elektrik adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok konvensional atau rokok tembakau. Inovasi ini kerap dianggap lebih aman dibandingkan rokok tembakau biasa. Akibatnya, banyak orang yang beralih ke vape karena dipercaya bisa menghindari risiko terkena penyakit jantung, paru-paru, hingga kanker. Padahal, sebenarnya vape dan rokok tembakau sama-sama berbahaya untuk kesehatan tubuh, apalagi bagi bayi dan anak-anak.
Kenapa Vape Berbahaya untuk Bayi?
Sebelumnya perlu dipahami, cairan yang digunakan vape mengandung propilen glikol atau gliserin, nikotin, dan penambah rasa. American Lung Association menyebut, beberapa penelitian telah menemukan zat kimia beracun pada rokok elektrik atau vape.
Ya Moms, vape juga mengandung nikotin yang menjadi salah satu zat adiktif pada rokok tembakau. Zat adiktif ini kerap menimbulkan seseorang merasa ingin selalu memakainya dan disertai dengan perasaan mudah marah, depresi, gelisah, dan cemas.
Mengutip What to Expect, nikotin sangat berbahaya untuk perkembangan otak anak. Akibatnya, daya ingat dan konsentrasi anak pun terganggu. Di samping itu, si kecil juga kerap mengalami perubahan suasana hati drastis, hingga penurunan kemampuan belajar dan pengendalian diri. Terlebih lagi, menggunakan nikotin pada masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko anak kecanduan obat lain juga, Moms.
ADVERTISEMENT
American Academy of Pediatrics (AAP) memperingatkan, orang tua juga perlu melindungi si kecil dari polusi asap rokok maupun vape. Pasalnya, bayi yang terkena paparan asap rokok maupun vape lebih berisiko mengalami sindrom kematian bayi mendadak atau dikenal dengan SIDS. Anak-anak yang terpapar asap rokok maupun vape lebih sering mengalami infeksi telinga, pilek, bronkitis, pneumonia, asma, dan masalah pernapasan lainnya.