Yang Bisa Ibu Lakukan Bila ASI Tak Keluar

20 Februari 2019 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi baru lahir  Foto: Thinstock
zoom-in-whitePerbesar
Bayi baru lahir Foto: Thinstock
ADVERTISEMENT
Jangan panik bila ASI Anda tidak langsung keluar setelah melahirkan, Moms. Ini adalah hal yang umum terjadi. Sebelumnya, Anda juga perlu memahami bagaimana proses keluarnya ASI setelah seorang perempuan melahirkan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, proses produksi ASI sudah terjadi sejak menjelang trimester 3 atau akhir kehamilan. Di saat itu lah, hormon prolaktin akan meningkat dan berperan penting dalam membentuk ASI yang akan pertama kali keluar setelah melahirkan. ASI pertama ini disebut kolostrum.
Kolostrum berbentuk cairan berwarna kekuningan dan kaya akan protein dan mineral, dan akan keluar dalam jumlah yang sedikit atau sekitar 3-5 sendok saja. Jadi bisa saja Anda merasa setelah melahirkan ASI Anda tidak keluar karena membayangkan jumlah ASI yang sangat banyak. Padahal, jumlah yang sedikit ini sudah cukup bahkan sangat bermanfaat bagi bayi.
Ibu menyusui Foto: Thinkstock
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) jumlah ini akan meningkat terus dalam beberapa hari bila kaidah-kaidah menyusui diikuti dengan baik. Hari ke-1 sebanyak 5 mL, hari ke-2 sebanyak 5-15 mL, hari ke-3 sebanyak 15-30 mL, hari ke-4 sebanyak 30-45 mL dan hari ke-5 sebanyak 45-60 mL. Begitus seterusnya hingga ASI transisi pada hari ke 5-14, volum ASI akan semakin bertambah dan matang pada hari ke-15.
ADVERTISEMENT
Artinya, memang tidak langsung banyak jumlahnya, Moms. Jadi bisa saja ada ibu yang merasa ASI-nya tidak keluar, padahal sebenarnya sudah keluar tapi sedikit. Umumnya ini terjadi karena ketidakpahaman mengenai proses produksi ASI.
Namun memang, ASI bisa saja terlambat keluar akibat beberapa penyebab. Misalnya sampai pada hari ke-4 setelah bayi dilahirkan. Sebab yang paling sering antara lain karena persalinan yang sulit, ibu kehilangan banyak darah saat persalinan, penggunaan obat penghilang rasa sakit, diabetes, usia ibu, kelahiran prematur, hingga dilakukan atau tidaknya Inisiasi Menyusu Dini saat bayi baru dilahirkan.
Stres bisa memengaruhi jumlah produksi ASI perah Anda. Foto: dok.thinkstock
Bila Anda mengalami keterlambatan ini, hindari perasaan marah, sedih atau kecewa berlebihan. Karena itu semua hanya akan meningkatkan hormon stres yang semakin memperumit kondisi Anda. Sebagai gantinya, cobalah lakukan hal-hal berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Lakukan evaluasi terhadap manajemen laktasi ibu, apakah posisi dan pelekatan sudah baik, apakah payudara sudah sering dikosongkan dengan baik dan apakah ibu telah melkaukan kontak kulit dan kulit atau skin to skin dengan bayi secara intensif.
2. Ukur tanda-tanda kecukupan ASI pada bayi, terutama melalui pertumbuhan berat badan. Penuruan berat badan hingga 7 persen masih dalam batas normal. Namun, bila berat badan bayi terus menurun serta bayi menujukkan tanda-tanda dehidrasi, segera diskusikan dengan dokter apakah bayi perlu diberi suplementasi.
3. Cari penyebab tertundanya produksi ASI pasca persalinan dan atas sesuai masalahnya.
4. Berusahalah untuk tetap rileks dan berpikiran positif. Bila perlu lakukan hal-hal yang dapat membuat Anda merasa senang dan tenang. Entah itu mendengarkan lagu atau menyaksikan video favorit Anda
ADVERTISEMENT
5. Mintalah bantuam konselor menyusui agar mendapatkan posisi dan pelekatan yan baik, teknik perah tangan yang baik, atau untuk membantu menemukan masalah sebenarnya yang membuat ASI Anda tidak keluar beserta solusinya.