Yang Perlu Diketahui Semua Pihak Soal Pekan Menyusui Sedunia

1 Agustus 2019 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu menyusui Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu menyusui Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tanggal 1 hingga 7 Agustus, setiap tahunnya diperingati sebagai Pekan Menyusui Sedunia atau World Breastfeeding Week. Momentum tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan WHO dan UNICEF untuk mendukung ibu menyusui di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Tahun 2019 ini, slogan yang diusung untuk merayakan Pekan Menyusui Sedunia adalah empower parents, enable breastfeeding atau memberdayakan orang tua untuk mampu menyusui. Slogan itu bertujuan untuk mengingatkan seluruh lapisan masyarakat, bahwa keberhasilan ibu menyusui sangat ditentukan oleh banyak pihak. Sebut saja suami, orang tua, keluarga terdekat, sahabat, tenaga kesehatan, pemerintah, dan masih banyak lagi.
Pekan Menyusui Sedunia sendiri pertama kali diperingati pada tahun 1990. Kala itu, WHO dan UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Innocenti di Florence, Italia.
Deklarasi tersebut digelar untuk menyepakati setiap tanggal 1-7 Agustus sebagai World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Sedunia. Tujuan utamanya, tak lain untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI).
Ibu menyusui Foto: Shutterstock
Berbagai penelitian sudah membuktikan, ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi di enam bulan pertama usianya. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan dan dilanjutkan pemberiannya hingga berusia dua tahun atau lebih dengan dilengkapi makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi.
ADVERTISEMENT
Pada Pekan Menyusui Sedunia tahun ini, WHO bekerja sama dengan UNICEF mempromosikan kebijakan yang ramah keluarga sehingga memudahkan ibu untuk menyusui dan memberikan ASI. Hal tersebut penting, terutama di awal-awal masa menyusui, agar orang tua bisa menjalin ikatan yang baik dengan bayi yang tentunya bermanfaat untuk tumbuh kembangnya.
menyusui bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Seperti dilansir laman resmi WHO, kebijakan yang disoroti antara lain masalah cuti ibu melahirkan minimal 18 minggu. Serta mendorong diberlakukannya cuti melahirkan atau paternity leave untuk para ayah agar ikut bertanggung jawab mewawat bayi di awal kelahirannya.
WHO dan UNICEF juga mengkampanyekan agar seluruh tempat kerja ramah ibu menyusui. Yaitu dengan menyediakan ruang laktasi yang nyaman dan kelonggaran waktu untuk ibu agar bisa memompa ASI saat harus kembali bekerja.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, dengan dukungan dari berbagai pihak, semoga tingkat keberhasilan menyusui di Indonesia semakin meningkat. Karena ingat, menyusui tak hanya bermanfaat untuk bayi saja, tapi juga untuk ibu. WHO mencatat, menyusui bisa menurunkan risiko ibu terkena kanker payudara, kanker ovarium, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Sekali lagi, selamat memperingati Pekan Menyusui Sedunia, Moms!