Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Β© PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
10 Fakta Paus Leo XIV: Sarjana Matematika hingga Penggemar Tenis
9 Mei 2025 14:55 WIB
Β·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Robert Prevost atau Paus Leo XIV resmi memimpin Gereja Katolik sejak Kamis (8/5). Dia mencetak sejarah sebagai warga Amerika Serikat pertama yang menjadi Paus.
ADVERTISEMENT
Pria 69 tahun ini dikenal sebagai pemimpin berwawasan global. Selama menjadi misionaris, Prevost banyak menghabiskan waktu di Amerika Selatan.
Ketika diminta bekerja di Vatikan, Prevost memimpin kantor urusan penunjukan uskup.
Terpilihnya Paus Leo XIV disebut berbagai pihak sebagai pelanjut ide dan gagasan Paus Fransiskus. Ia turut diharapkan bisa melanjutkan reformasi gereja dan membantu warga miskin dan kelompok marjinal.
Dirangkum dari CNN berikut 10 fakta Paus Leo XIV:
1. Orang AS yang Tidak Amerika
Prevost lahir di Chicago. Tapi di dalam internal Vatikan, tempatnya kini bekerja, Prevost dipandang sebagai yang paling tak Amerika dibanding kardinal-kardinal AS lainnya.
Sebelum menjadi paus, Prevost bertugas selama satu dekade di Peru. Kemudian Prevost diangkat menjadi uskup di Chiclayo, Peru, pada 2014 sampai 2023.
ADVERTISEMENT
2. Dihormati Paus Fransiskus
Berdasarkan pengamatan dari koresponden CNN di Vatikan, Christopher Lamb, Paus Fransiskus semasa hidup sangat menghormati Prevost.
Lamb menyebut, Paus Fransiskus ketika bertemu Prevost selama masih menjadi kardinal memandang Prevost sebagai sosok bijak dan terukur.
3. Anggota Ordo Augustinian
Paus Leo XIV adalah anggota ordo Augustinian. Bahkan dia pernah memimpin ordo tersebut.
Paus baru tersebut menggunakan pernyataan pertamanya untuk mengatakan bahwa ia adalah putra Santo Augustinus.
Ia kemudian mengutip frasa terkenal dari Santo Augustinus:
"Bagi Anda, saya adalah seorang uskup, bersama Anda, bagaimanapun juga, saya adalah seorang Kristen."
CNN menulis pernyataan itu mencerminkan gagasan bahwa semua orang dalam hierarki gereja β dari para pemimpin hingga anggota biasa β berjalan bersama.
ADVERTISEMENT
4. Punya Pengalaman Kepemimpinan Kuat
Mendiang Paus Fransiskus pernah menunjuk Prevost sebagai prefek Dikasteri untuk Uskup, yang bertugas menilai calon uskup dan membuat rekomendasi untuk pengangkatan baru.
Ia juga pernah menduduki jabatan Presiden Kepausan untuk Amerika Latin.
Analisis Vatikan dari CNN, Elise Allen, mengungkap sejak muda Prevost sudah ditunjuk di berbagai kepemimpinan.
βIa dipandang sebagai seseorang yang tenang dan seimbang, yang tidak memihak dan sangat jelas tentang apa yang menurutnya perlu dilakukan, tetapi ia tidak terlalu memaksa dalam upaya mewujudkannya,β kata Allen.
5. Fokus Misi Misionaris
Dalam wawancara dengan Vatican News sebelum menjadi Paus, Prevost menekankan dirinya punya fokus pada penyebaran injil.
"Saya masih menganggap diri saya seorang misionaris. Panggilan saya, seperti setiap orang Kristen, adalah menjadi misionaris, untuk mewartakan Injil di mana pun seseorang berada," kata Prevost.
ADVERTISEMENT
6. Warga Peru
Paus Leo XIV punya dua kewarganegaraan, yaitu Amerika Serikat dan Peru. Selain menjadi orang AS pertama menjadi Paus, Prevost adalah warga Peru pertama yang menduduki jabatan itu.
Presiden Peru Dina Boluarte mengatakan terpilihnya Paus Leo XIV sebagai hari bersejarah bagi Peru dan dunia.
7. Nama Paus Merefleksikan Komitmen Pada Orang Miskin
ADVERTISEMENT
Terakhir kali Leo dipakai sebagai nama Paus yaitu Paus Leo XIII adalah pada 1878 sampai 1903. Saat memimpin Vatikan, Leo XIII punya fokus pada kaum pekerja, warga miskin, dan doktrin sosial.
8. Pemersatu Gereja dan Memegang Aliran Tengah
Paus Leo XIV sejalan dengan Fransiskus dalam hal arahan gereja dan proses untuk membina gereja global yang lebih inklusif. Tetapi berbagai pihak mengharapkan Paus Leo XIV untuk memimpin sebagai pribadinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Leo diharapkan untuk condong lebih progresif dalam isu-isu sosial seperti migrasi dan kemiskinan tetapi lebih sejalan dengan kaum moderat dalam isu-isu moral doktrin Katolik.
9. Sarjana Matematika di Villanova
Prevost memperoleh gelar sarjana matematika dari Universitas Villanova di Pennsylvania dan melanjutkan pendidikannya dengan diploma teologi dari Persatuan Teologi Katolik Chicago.
Ia akhirnya dikirim ke Roma untuk belajar hukum kanon, dan di kemudian hari dalam kariernya, ia mengajar hukum kanon di seminari di Trujillo, Peru.
10. Penggemar Tenis
"Saya menganggap diri saya sebagai pemain tenis amatir," kata Prevost dalam sebuah wawancara dengan Ordo Augustinian tak lama setelah ia menjadi kardinal.
"Sejak meninggalkan Peru, saya hanya punya sedikit kesempatan untuk berlatih, jadi saya ingin segera kembali ke lapangan."
ADVERTISEMENT
Ia juga mengatakan di waktu luangnya suka membaca, berjalan-jalan, dan bepergian ke tempat baru.