10 Kecamatan di Jakarta Rawan Tanah Longsor, Kenali Cirinya

5 April 2022 18:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah tembok roboh di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, Minggu (21/2). Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah tembok roboh di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, Minggu (21/2). Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
ADVERTISEMENT
BPBD Provinsi DKI Jakarta merilis sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi gerakan tanah di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hasil ini berdasar pada informasi yang didapatkan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM pada situs vsi.esdm.go.id untuk bulan April 2022.
Dari data tersebut, ada 8 Kecamatan di Jakarta Selatan dan 2 Kecamatan di Jakarta Timur, yang perlu diwaspadai potensi gerakan tanah atau tanah longsor.
Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan PVMBG merilis informasi potensi gerakan tanah di Jakarta setiap bulannya dengan menganalisis data curah hujan yang dikeluarkan oleh BMKG. BPBD DKI kemudian menyampaikan informasi ini ke warga Jakarta.
"Sepanjang tahun 2017 hingga 2021 terdapat total sebanyak 57 kejadian tanah longsor yang tersebar di berbagai lokasi di Jakarta," ujar Isnawa di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (5/4).
Kadis Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji Foto: Johanes Hutabarat/kumparan
Isnawa juga menjelaskan, mayoritas kejadian tanah longsor terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi pada lokasi yang berada di sekitar kali/sungai.
ADVERTISEMENT
Paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Selatan dengan 34 kejadian dan Jakarta Timur 21 kejadian. Adapun untuk detail wilayah kelurahan yang paling banyak terjadi yakni di Srengseng Sawah dengan 6 kali kejadian dan Ciganjur 4 kejadian.

Kenali Tanda dan Antisipasi Tanah Longsor

BPBD Provinsi DKI Jakarta merilis sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi gerakan tanah di Jakarta. Foto: PPID DKI Jakarta
Gerakan tanah atau biasa disebut tanah longsor, merupakan peristiwa perpindahan bahan pembentuk lereng --berupa tanah, batuan, bahan timbunan atau campuran-- yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Tanah longsor bisa terjadi karena berbagai macam pemicu seperti curah hujan, gempa bumi, erosi hingga aktivitas manusia.
Ciri spesifik yang sering dialami saat terjadinya tanah longsor, seperti adanya lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar, retakan tanah yang membentuk tapal kuda, rembesan air pada lereng, adanya pohon dengan batang yang terlihat melengkung dan perubahan kemiringan lahan yang sebelumnya landai menjadi curam.
Petugas memeriksa lokasi tanah longsor di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (4/2). Foto: Dok. Istimewa
BPBD DKI juga telah berkoordinasi dengan PVMBG mengenai fenomena ini. BPBD DKI mendorong agar dapat dilakukan pemetaan dengan skala yang lebih besar/lebih detail pada skala 1:25.000 bahkan 1:10.000, karena saat ini PVMBG baru merilis peta peringatan dini potensi gerakan tanah pada skala 1:50.000.
ADVERTISEMENT
Selain itu, BPBD DKI mendorong para stakeholder terkait penyusunan strategi mitigasi secara struktural untuk mengurangi risiko bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu di masyarakat.
BPBD DKI juga mengimbau kepada masyarakat, terutama yang berada di sekitar kawasan kali/sungai untuk tidak membangun rumah di atas/bawah/bibir tebing, tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, tidak menebang pohon di sekitar lereng, dan menghindari untuk pembuatan kolam atau sawah di atas lereng.
Reporter: Fadelia Fauziah Rahma