14 Polisi Tewas dalam Penyergapan di Suriah, Pelaku Diduga Loyalis Assad

26 Desember 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan keamanan pemerintah baru Suriah mengamankan area di sekitar kelompok pengunjuk rasa Alawite di distrik Mazzeh di Damaskus, Rabu (25/12/2024). Foto: Omar Sanadiki/AP PHOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan keamanan pemerintah baru Suriah mengamankan area di sekitar kelompok pengunjuk rasa Alawite di distrik Mazzeh di Damaskus, Rabu (25/12/2024). Foto: Omar Sanadiki/AP PHOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah baru Suriah menghadapi tantangan keamanan serius setelah 14 anggota polisi tewas dalam penyergapan di provinsi Tartous.
ADVERTISEMENT
Menurut pernyataan resmi Menteri Dalam Negeri Suriah, Mohammed Abdul Rahman, pada Kamis (19/12), serangan ini diduga dilakukan oleh loyalis Presiden terguling Bashar al-Assad.
Abdul menyebut pelaku serangan sebagai “sisa-sisa rezim Assad” yang berupaya mengacaukan keamanan negara.
Selain 14 korban tewas, 10 anggota polisi lainnya dilaporkan terluka.
Pemerintah bersumpah akan menindak tegas siapa pun yang membahayakan keamanan dan nyawa warga Suriah.
Serangan ini terjadi menyusul protes besar-besaran di beberapa kota, termasuk Tartous, Latakia, Homs, dan Aleppo.
Protes dipicu oleh video daring yang menunjukkan serangan terhadap tempat suci Alawite di Aleppo. Video tersebut memperlihatkan orang-orang bersenjata berjalan di dalam kuil dan berpose di dekat jasad manusia.

Jam Malam di Wilayah Alawite

Pasukan keamanan pemerintah baru Suriah mengamankan area di sekitar kelompok pengunjuk rasa Alawite di distrik Mazzeh di Damaskus, Rabu (25/12/2024). Foto: Omar Sanadiki/AP PHOTO
Untuk meredam protes, pemerintah memberlakukan jam malam di beberapa kota hingga pukul 8 pagi waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Namun, situasi tetap tegang, terutama di wilayah yang mayoritas penduduknya berasal dari sekte Alawite—kelompok yang dikenal loyal kepada Assad.
Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera melaporkan bahwa ketegangan meningkat dalam 48 jam terakhir di daerah inti Alawite, seperti Latakia dan Tartous.
“Pemerintahan baru mengerahkan bala bantuan besar-besaran untuk meredakan situasi. Namun, mereka juga khawatir konfrontasi ini bisa berubah menjadi lebih berdarah,” ujarnya.
Protes juga dipicu oleh kekhawatiran minoritas Alawite terhadap hak-hak mereka di bawah pemerintahan baru.
Padahal sebelumnya, pemerintah baru yang dipimpin oleh oposisi dan didukung kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berjanji untuk melindungi kelompok agama minoritas di Suriah.
Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, berpidato di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: ABDULAZIZ KETAZ/AFP
Di sisi lain, loyalis Assad, terutama dari Divisi Keempat yang dipimpin Maher al-Assad, saudara mantan presiden, dianggap menjadi ancaman besar.
ADVERTISEMENT
Divisi ini dikenal sebagai unit elite pengawal presiden yang sangat loyal kepada rezim sebelumnya.
Penguasa Suriah sejak 2000, Bashar al-Assad, melarikan diri ke Rusia setelah Damaskus jatuh ke tangan oposisi pada 8 Desember lalu.
Kejatuhan Assad menandai akhir dari kekuasaan Partai Baath selama lebih dari lima dekade.
Presiden Suriah Bashar al-Assad. Foto: Louai Beshara / AFP
Kini pemerintah baru terus menghadapi tantangan besar untuk mengendalikan keamanan, terutama di wilayah pesisir.
Dalam insiden terpisah, sejumlah orang juga dilaporkan tewas dan terluka akibat serangan dari loyalis rezim sebelumnya.