Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
2 Oknum Polisi di Makassar Dijanjikan Rp 200 Juta Tembak Anggota Dishub
20 Mei 2022 16:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Mantan Kasatpol PP Makassar , Muh Iqbal Asnan, belum melunasi pembayaran dua oknum polisi untuk menghabisi nyawa, Najamuddin Sewang (32), anggota Dinas Perhubungan (Dishub) Makassar. Mereka baru dibayar Rp 90 juta, dari Rp 200 juta yang dijanjikan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terungkap saat rekonstruksi kasus pembunuhan yang diotaki Kasatpol PP Makassar, Muh Iqbal Asnan nonaktif itu pada Jumat (20/5).
Dalam adegan di rumah M. Iqbal Asnan, Jalan Kumala, kedua oknum polisi itu yakni Sulaiman dan Chaerul Aknam mendatangi rumah Iqbal.
Di situ, mereka diberikan Rp 20 juta, sebagai uang panjar dan juga biaya operasional. Uang Rp 20 juta itu kemudian, dibelikan sepeda motor dan senjata api di e-commerce.
"Itu Rp 20 juta untuk biaya operasional. Beli motor dan senjata," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Doli M Tanjung kepada wartawan, Jumat (20/5).
Doli mengatakan Iqbal Asnan menyewa kedua oknum polisi itu untuk menghabisi nyawa Najamuddin Sewang. Kedua polisi itu, diiming-imingi upah sebanyak Rp 200 juta. Sehingga masing-masing, mereka itu bisa dapat Rp 100 juta.
ADVERTISEMENT
Tapi bayaran yang dijanjikannya itu, belum semua diterimanya. Awalnya, hanya Rp 20 juta sebagai uang operasional. Setelah, mengeksekusi Najamuddin Sewang, Iqbal kemudian menyerahkan Rp 90 juta, sebagai upah.
Rencananya, lebih dari Rp 200 juta akan diserahkan secara berangsur. Tetapi, keburu tertangkap. Jadi, uang sisanya tak diberikan.
"Yang dijanjikan itu 200 juta. Tapi yang baru dibayar Rp 90 juta. Dan itu di luar dari Rp 20 juta. Tapi, yang didapat hanya Rp 85 juta," ungkapnya.
Lebih jauh dijelaskan, yang membeli Senpi tersebut adalah Sulaiman. Kemudian, senpi diserahkan ke Chaerul Aknam bersama jaket ojol di rumah kosnya yang berada di belakang asrama Pabaeng-baeng Makassar.