Dikira Intel, Nakes yang Dikirim ke Papua untuk Atasi Isu Kelaparan Dianiaya KKB

3 November 2023 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angganita Mandowen. Dok: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Angganita Mandowen. Dok: Ist
ADVERTISEMENT
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menganiaya lima tenaga kesehatan (nakes) yang dikirim pemerintah untuk melayani masyarakat di Puskesmas Amuma Distrik Amuma Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Papua.
ADVERTISEMENT
Para korban adalah Ferdinandus Suweni (33 tahun), Adrianus Erdwarder Harapan (32 tahun), Sandi Ransa (23 tahun), Angganita Mandowen (41 tahun), dan dr. Danur Widura (31 tahun).
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Dr. Bayu Suseno kepada wartawan membenarkan peristiwa itu.
"Benar, kejadiannya hari selasa (31/10) sekitar pukul 10.00 WIT, " ujar Bayu, Jumat (3/10).
Bayu merinci, penganiayaan oleh KKB terjadi saat kelima nakes berada di tempat tinggal mereka di kantor Puskesmas Distrik Amuma.
"Mereka mendengar ada suara teriakan dari atas bukit (ujung lapangan terbang), setelah beberapa saat terlihat sekitar 20 orang anggota KKB yang mendekat sambil membawa alat tajam, busur, panah, kampak, parang dan senjata api," ujarnya.
Para pelaku yang tiba di bangunan puskesmas selanjutnya merusak jendela dan pintu tempat tinggal nakes dan menyuruh kelima korban untuk keluar.
ADVERTISEMENT

Korban Laki-laki Ditelanjangi

dr. Danur Widura. Dok: Ist
"Para korban yang laki-laki ditelanjangi dan hanya menggunakan celana dalam saja, ditendang, dipukul dan ada yang dibacok tangannya," ujarnya.
"Selanjutnya kelompok KKB tersebut mengambil hp dan memeriksa tas serta identitas para korban," lanjutnya.
Setelah memeriksa KTP para korban, KKB akhirnya melepaskan mereka.
"Saat ini kelima nakes korban penganiayaan KKB, siang tadi telah diberangkatkan dengan Pesawat ke Jayapura," ujar Bayu.
Terkait kasus ini Polisi akan melakukan penyidikan lebih lanjut.
"Tentu, bagi para pelaku akan kami tindak tegas," ujar Bayu.

Para Nakes Dicurigai Sebagai Intel

Angganita Mandowen. Dok: Ist
Angganita Mandowen, salah satu korban dalam video yang diterima kumparan, menceritakan rinci kejadian tersebut.
Ia mengaku, kelompok tersebut mencurigai kelimanya sebagai intelijen.
"Mereka bertanya, kalian menyamar, saya bilang tidak, kami memang orang kesehatan, kami tidak menyamar, " kata Angganita.
ADVERTISEMENT
"Rekan-rekan saya ditendang, dipukul, saya mencoba halau, jadi saya juga kena tendang. Mereka lalu meminta KTP, Puji Tuhan dengan identitas yang kami kumpulkan, kami semua tidak dibunuh," ucapnya.
Menurut Angganita, para pelaku sempat mengaku sebagai bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kodap XVI Yahukimo.
"Iya, mereka sempat bilang, kami dari Batalyon Silimo Kodap enam belas," jelasnya.

Tenaga Medis Dikirim Akibat Isu Kelaparan Warga

Pemkab Yahukimo mendatangi para korban. Dok: Ist.
Pengiriman tenaga kesehatan di wilayah itu akibat simpang siurnya kabar bencana kelaparan di Distrik Amuma yang mengakibatkan belasan warga meninggal dunia.
Mengenai hal ini, Bupati Yahukimo melalui keterangan tertulisnya membantah informasi tersebut.
Hal itu dipastikan, setelah Rabu (1/11) pagi Pemda Yahukimo mengirim tim untuk memastikan informasi itu.
ADVERTISEMENT
Tidak ada bencana kelaparan maupun kematian massal di Distrik Amuma, " katanya.
Diketahui, isu bencana kelaparan tersebut disampaikan kepala distrik setempat melalui media.
Tidak benarnya informasi tersebut juga disampaikan para Nakes yang menjadi korban.
Dari hasil pemeriksaan kesehatan, beberapa masyarakat alami ISPA.
"Bukan kasus kelaparan, tapi gagal panen, mereka sibuk dengan kelapa hutan dan tidak berkebun," kata Angganita lagi.
Pesawat yang memberangkatkan para korban ke Jayapura. Dok: Ist.