25 Prajurit TNI yang Serang Warga Deli Serdang Jadi Tersangka

3 Desember 2024 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangdam I/BB, Letjen TNI Mochammad Hasan, membesuk delapan korban keributan oknum TNI AD dengan warga masyarakat di Desa Selamat, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, yang kini dirawat di RST  Putri Hijau Medan,Senin (11/11) Foto: Dok. Pendam I/BB
zoom-in-whitePerbesar
Pangdam I/BB, Letjen TNI Mochammad Hasan, membesuk delapan korban keributan oknum TNI AD dengan warga masyarakat di Desa Selamat, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, yang kini dirawat di RST Putri Hijau Medan,Senin (11/11) Foto: Dok. Pendam I/BB
ADVERTISEMENT
Sebanyak 25 prajurit TNI yang terlibat dalam aksi penyerangan warga di Deli Serdang, Sumut, ditetapkan sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh eks Pangdam I Bukit Barisan, Letjen TNI Mochammad Hasan.
“Sudah (ditetapkan tersangka) ada 25 prajurit. Yang kita periksa lebih dari 50 prajurit. Tapi yang sudah terindikasi (25 prajurit),” kata Hasan usai upacara serah terima jabatan ke Pangdam I BB, Mayjen TNI Rio Firdianto pada Selasa (3/12).
Meski begitu, Hasan belum merinci sejak kapan penetapan status tersangka itu dilakukan.
“Mohon maaf, ini prosesnya agak lama karena kita memilah, memisahkan karena kita tidak boleh salah dalam menegakkan hukum karena ini akan kita limpahkan ke pengadilan,” kata Hasan.
“Jadi, sekali lagi, untuk kesekian kalinya, saya meminta maaf kepada masyarakat Sumatera Utara atas kejadian ini dan kejadian lain. Yakin lah, kami TNI khususnya Kodam I Bukit Barisan yang ada di 4 Provinsi, Sumatera Utara, Kepri dan Riau ini kami ada untuk rakyat, bukan kami untuk membunuh rakyat,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Insiden penyerangan ini sebelumnya terjadi di Kecamatan Sibiru-biru terjadi pada Jumat malam (8/11) itu. Akibatnya, 1 warga meninggal dan 9 lainnya luka-luka.
Motif
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat dijumpai di Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, Senin (11/11/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan duduk perkara penyerangan itu.
"Jadi memang diawali oleh anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor, ditegur sama anggota karena mengganggu-meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan raya juga," kata Agus saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, Senin (11/11)
Agus menegaskan, anggota kemudian menegur lalu terjadi cekcok.
"Jadi anggota Kodam I menegur, (yang ditegur) tidak terima, terjadi adu mulut, dan kemudian maka terjadilah perkelahian massal," kata dia.
"Sebenarnya kita sepakat, ya, geng-geng motor ya semacam itu harus ditertibkan karena meresahkan masyarakat, mengganggu jalan-jalan umum, paling banyaknya juga motornya bodong, saya waktu Pangdam itu kalau hari libur saya tarik, saya potong-potong, kebanyakan bodong. Ya semuanya sepakat itu harus kita tertibkan," ujar Agus.
ADVERTISEMENT