3 WN Inggris Tewas di Gaza, PM Rishi Sunak Ditekan Stop Jual Senjata ke Israel

4 April 2024 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak melambai di luar Jalan Downing Nomor 10, di London, Inggris, Selasa (25/10/2022). Foto: Peter Nicholls/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak melambai di luar Jalan Downing Nomor 10, di London, Inggris, Selasa (25/10/2022). Foto: Peter Nicholls/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, kini menghadapi tekanan besar dari berbagai pihak untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel. Tekanan ini muncul setelah tujuh pekerja bantuan, termasuk tiga warga negara Inggris, tewas akibat serangan udara Israel di Gaza.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, tiga partai oposisi utama di Inggris, bersama dengan sejumlah anggota parlemen dari partai yang berkuasa, menyerukan agar pemerintah Inggris mempertimbangkan untuk menangguhkan penjualan senjata ke Israel. Partai Demokrat Liberal dan Partai Nasional Skotlandia telah mendukung langkah tersebut.
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan papan bergambar Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, pada aksi dukung Palestina, di London, Inggris, Sabtu (21/10/2023). Foto: Hannah McKay/REUTERS
Partai Buruh, sebagai oposisi utama, mengusulkan pendekatan yang berbeda. Mereka menyatakan bahwa penjualan senjata harus ditangguhkan jika ada bukti bahwa Israel telah melanggar hukum internasional.
Kepala kebijakan luar negeri Partai Buruh, David Lammy, menjelaskan bahwa penangguhan penjualan senjata harus dilakukan jika terjadi pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional. Namun, ia menekankan bahwa hal tersebut harus didasarkan pada bukti yang jelas.
PM Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa serangan tersebut tragis dan tidak disengaja, serta berjanji akan melakukan penyelidikan independen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, World Central Kitchen (WCK), kelompok bantuan yang menjadi target serangan Israel, mengeklaim bahwa staf mereka telah berkoordinasi dengan militer Israel dalam pergerakannya. Namun, tetap saja jadi sasaran.
Warga Palestina menghadiri salat Jumat di dekat reruntuhan masjid yang hancur akibat serangan Israel, Jumat (1/3/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Meskipun tekanan untuk menghentikan penjualan senjata terus meningkat, Rishi Sunak menolak seruan untuk segera menghentikan ekspor senjata ke Israel. Dia menyatakan bahwa penjualan senjata masih dalam peninjauan dan bahwa pemerintah selalu mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku.
“Kami selalu memiliki rezim perizinan ekspor yang sangat hati-hati dan kami patuhi,” kata Sunak dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Sun.
“Ada serangkaian aturan, regulasi, dan prosedur yang akan selalu kami ikuti,” tambahnya.
Demonstran mengikuti aksi solidaritas dengan Palestina, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di London, Inggris, Sabtu (14/10/2023). Foto: Toby Melville/REUTERS

Dukungan Larangan Jual Senjata ke Israel

Meskipun demikian, mayoritas masyarakat Inggris mendukung larangan penjualan senjata ke Israel. Menurut jajak pendapat yang dipublikasikan Guardian, 56% orang mendukung larangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran yang luas terkait dengan penjualan senjata ke negara yang terlibat dalam konflik.
Sejak tahun 2008, pemerintah Inggris telah menjual senjata dan komponen militer senilai lebih dari 570 juta poundsterling (setara Rp 11 triliun) ke Israel.
Meskipun angka ini relatif kecil dalam konteks total penjualan pertahanan global Inggris, tetapi tetap menjadi perhatian yang penting dalam konteks konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah.