4 Kriteria Jubir Presiden Pengganti Fadjroel: Tak Ambigu, Paham Keinginan Jokowi

15 Juli 2021 10:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Istana Bogor. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Istana Bogor. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Juru bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, akan mendapatkan amanah baru setelah diusulkan menjadi Duta Besar RI untuk Kazakhstan. Fadjroel juga sudah menjalani fit and proper test bersama Komisi I DPR, Rabu (14/7) kemarin.
ADVERTISEMENT
Setelah nantinya tidak lagi menjadi jubir Jokowi, pertanyaannya adalah siapa yang akan menggantikan posisi Fadjroel? Seperti apa idealnya kriteria sosok jubir Jokowi selanjutnya?
Pakar Komunikasi Politik, Gun Gun Heryanto, menilai juru bicara presiden harus memiliki empat karakteristik. Pertama adalah presidensial atau bisa merepresentasikan Presiden Jokowi.
"Artinya, pernyataan-pernyataan yang merepresentasikan pikiran presiden. Sehingga orang yang harus betul-betul memahami dengan lengkap komprehensif apa yang menjadi keinginan presiden," kata Gun Gun, Kamis (15/7).
Kedua, menurut Gun Gun, seorang jubir harus memahami karakter otoritatif. Artinya, komunikasi Istana bukan hanya common sense atau berakal sehat, tetapi komunikasi yang juga harus berdasarkan otoritas atau kewenangan yang melekat dari lembaga kepresidenan.
Sehingga, diharapkan pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut jubir itu betul-betul merujuk pada data seharusnya, atau kebijakan yang semestinya dikehendaki Istana.
ADVERTISEMENT
Kriteria ketiga menurut Gun Gun adalah dapat memiliki sifat direktif atau memberi arahan.
"Kenapa? Karena pernyataan presiden melalui juru bicara itu akan menjadi direction, menjadi arahan bagi seluruh kementerian lembaga daerah. Sehingga pernyataan itu harus pernyataan yang betul-betul implementatif, jangan ambigu," urai Direktur Eksekutif The Political Literacy ini.
"Tentu terakhir, ofisial. Harus pernyataan itu pernyataan resmi. Jadi, empat karakteristik komunikasi Istana itu, kenapa saya sebut Istana, tentu itu adalah komunikasi lembaga kepresidenan. Karena kan jubir presiden. Dia harus punya pensifatan tadi itu," sambung Gun Gun.

Siapa Figur yang Tepat untuk Menggantikan Fadjoel Rachman?

Fadjroel Rachman memberikan keterangan pers usai bertemu Jokowi. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Terkait siapa figur yang tepat untuk menggantikan Fadjroel, Gun Gun menilai penggantinya wajib memahami komunikasi dan politik. Sebab, lembaga kepresidenan, selain aspek politiknya tinggi, jubir presiden harus memahami lanskap komunikasi yang berkembang.
ADVERTISEMENT
"Baik itu komunikasi kelembagaan, kan ini the highly multiparty system ya. Jadi, memang harus betul-betul komunikasi kelembagaannya jalan, komunikasi antarpribadinya jalan, sehingga orang betul-betul mamahami lanskap komunikasi dan lanskap politik dalam waktu berbarengan," jelas Gun Gun.
Gun Gun juga berpendapat seorang jubir presiden harus memiliki gaya komunikasi structuring style atau mampu membedah argumentasi presiden secara lebih rinci.
Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 Asean secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kamis (12/11). Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
"Itu khas the structuring style, jadi gayanya harus gaya berstruktur. Untuk melengkapi apa? Melengkapi posisi Pak Jokowi yang orang equalitarian," sebut Gun Gun.
Terakhir, ia berpandangan figur jubir presiden harus memiliki jaringan komunikasi yang bagus. Menurutnya, jaringan komunikasi sangat penting, sebab kini tak ada ruang yang bisa dikendalikan penuh oleh pemerintah.
"Misalnya temen-temen media, NGO, teman-teman khalayak kunci seperti ormas NU, Muhammadiyah. Contoh media, kan berbeda saat orde baru, yang pemberitaan itu bisa diframing sedemikian rupa oleh Istana. Sekarang kan terdistribusi dengan banyak orang. Media dengan karteristiknya, NGO dengan karakteristiknya. Sehingga ini penting. Sehingga tidak kesulitan merepresentasikan maksud dari istana," pungkas Dosen Tetal UIN Syarief Hidayatullah Jakarta itu.
ADVERTISEMENT