Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
5 Bayangan Fiksi Ilmiah yang Terwujud di Masa Depan
28 Agustus 2017 21:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Jelas-jelas ada yang salah ketika J.K. Rowling menyerukan sebuah tweet, bahwa fans Harry Potter tidak usah ikut-ikutan memelihara burung hantu layaknya penyihir-penyihir Hogwarts. “Hal-hal seperti ini hanya ada di fiksi. Tolong, jangan.”
ADVERTISEMENT
Ceritanya: fans Harry Potter yang ingin meniru idolanya, turut membeli burung hantu, dan ketika pada akhirnya bosan, melepaskan mereka begitu saja ke alam bebas. Padahal, burung hantu yang demikian tak punya kemampuan untuk hidup di alam liar.
Dan tak hanya burung hantu. Husky juga mengalami hal yang sama gara-gara peran Direwolves yang membekas di serial Game of Thrones. Sama pula dengan babi karena film “Babe”; kura-kura karena “Teenage Mutant Ninja Turtles”; anjing jenis dalmations karena “101 Dalmatians”; dan juga ikan badut karena film “Finding Nemo”.
Kisah tragis karena karya fiksi tak berhenti sampai di situ. Berbagai peristiwa pembunuhan ternyata terinspirasi atau memilih metode yang sama dengan karya-karya fiksi. Misalnya saja pembunuhan John Lennon karena novel The Catcher in the Rye; penembakan presiden Amerika Serikat Ronald Reagan karena film Taxi Driver; dan juga pembunuhan di sekolah-sekolah yang terinspirasi novel Rage karya Stephen King.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tak semua yang dibawa karya fiksi adalah kabar buruk. Beberapa karya fiksi ilmiah justru menjadi inspirasi terciptanya teknologi-teknologi yang tak jamak terbayangkan sebelumnya. Apa saja?
Kartu Debit
Dunia keuangan kini telah menerima kartu debit secara taken for granted. Padahal, teknologi yang memudahkan kita untuk membayar maupun mengambil uang tunai tersebut baru pertama kali diciptakan pada 1966.
Meski begitu, ide pertama kartu debit justru muncul di abad 19, tepatnya pada novel Looking Backward karya Edward Bellamy yang terbit tahun 1888. Dalam novel tersebut, Bellamy memperkenalkan konsep “universal credit”, yang biasa dibawa oleh masyarakat bumi di dalam dunia utopianya dan mampu mereka gunakan untuk alat tukar ketika memberi barang atau memakai jasa.
ADVERTISEMENT
Tank
Tank pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I, tepatnya di tahun 1916, pada Pertempuran Somme di Prancis. Saat itu, kendaraan lapis baja yang bisa menghadapi berbagai medan tersebut digunakan sebagai jawaban atas penggunaan strategi perang parit. Dari situ, dimulailah era awal peperangan mekanis yang dimulai oleh Inggris dengan tank Mark I.
Ternyata, ide tank sendiri sudah ada 13 tahun sebelumnya, yaitu dalam cerita pendek buatan H.G. Wells yang berjudul The Land Ironclads. Di cerita yang terbit di majalah Strand pada 1903 itu, Wells mendeskripsikan tank sebagai “... berbadan besi yang sangat kuat, yang panjang dan ramping, yang memiliki mesin dan digerakkan oleh delapan pasang roda besi berdiameter 10 kaki.” Dalam kalimat lain, Wells juga menyebut panjang kendaraan yang dia maksud akan punya panjang sekitar 100 kaki, atau 30 meter.
ADVERTISEMENT
Meski tank pada akhirnya berakhiran jauh lebih kecil, jelas, deskripsi Wells tersebut punya persamaan secara fungsional dengan tank. Deskripsi Wells pada dasarnya mencerminkan sebuah kendaraan super yang mampu menerobos serangan musuh dan berbagai kontur medan.
Video Call
Video call pertama kali diperkenalkan dan merebut hati konsumen pada 1964 di New York. Saat itu, perusahaan telekomunikasi AT&T memperkenalkan picturephone, dan sejak saat itu berkembang hingga saat ini muncul FaceTime dan Skype.
Meski begitu, diskusi pertama soal percakapan video antar gawai justru muncul di serial karya Hugo Gernsback berjudul Ralph 124c 41+. Cerita tersebut, yang terbit di Modern Electricsmagazine pada tahun 1911, menyebutkan konsep “telephot” --memungkinkan tokoh cerita saling melihat muka dari jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Pendaratan ke Bulan
Siapa orang pertama yang mendaratkan kaki di bulan? Betul, Neil Armstrong namanya. Namun, siapa yang secara populer memunculkan gagasan agar manusia secepatnya mendarat ke bulan?
Bisa jadi Jules Verne. Novelis fiksi ilmiah terkenal yang aktif di tahun 1800an itu telah menerbitkan beberapa karya fiksi ilmiah yang bisa sangat mencengangkan tingkat keterbuktiannya.
Dalam salah satu karyanya berjudul From The Earth to The Moon, Verne mengungkap banyak kesamaan dengan perjalanan Apollo 11 ke bulan. Di ceritanya, Verne mengungkap astronot meluncur dari Florida menggunakan sebuah kapsul aluminium. Kemudian, ia juga disebut-sebut secara tepat mengkalkulasikan besaran gaya yang dibutuhkan untuk meluncurkan kapsul tersebut ke atmosfer. Bedanya, kapsul tersebut diluncurkan menggunakan meriam ketimbang roket seperti yang terjadi aslinya.
ADVERTISEMENT
Bom Atom
Lagi-lagi, H.G. Wells menunjukkan daya imajinya yang luar biasa. Di novel The World Set Free yang terbit pertama kali di 1913, ia menyebut secara fungsional kemungkinan adanya bom atom (dan pintu geser otomatis, yang saat itu juga belum ditemukan).
Sementara kita tahu bom atom pertama (dan semoga terakhir kali) digunakan pada tahun 1945.
Meski begitu, rupanya ada penulis lain yang tak kalah “menyeramkan” dalam memprediksi masa depan. Di tahun 1940, Robert Heinlein, lewat cerita pendeknya yang berjudul Solution Unsatisfactory, menyebut bahwa Amerika Serikat akan menghentikan Perang Dunia II secara unilateral dengan meluncurkan bom atom ke musuh-musuhnya. Kita semua tahu bom atom itu digunakan pada Jepang dan menghentikan peperangan di antara kedua negara.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, prediksi Heinlein tak hanya sampai di situ. Ia menuliskan bagaimana dunia terjebak pada perlombaan senjata nuklir negara-negara dunia untuk menghindari dominasi AS. Dan tulisannya terbukti tepat: perlombaan senjata nuklir yang membuat apabila ada satu serangan saja akan memastikan dunia pasti hancur karena serangan-serangan balasan serupa.