5 Berita Populer: Anies Digugat soal PPKM hingga RI Waspada Gelombang 3 Corona

25 Oktober 2021 6:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, meninjau pelaksanaan KSBB Pangan pada warteg di Jakarta, Kamis (14/10). Foto: PPID DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, meninjau pelaksanaan KSBB Pangan pada warteg di Jakarta, Kamis (14/10). Foto: PPID DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Sejumlah peristiwa penting dan menarik menjadi berita populer pada Minggu (24/10). Mulai dari Anies Baswedan digugat ke PTUN soal pemberlakuan PPKM hingga kemunculan subvarian delta yang diduga lebih ganas di Inggris, sehingga Indonesia harus waspada gelombang ketiga corona.
ADVERTISEMENT
Berikut rangkuman kumparan terkait lima berita populer. Apa saja?
Anies Baswedan Digugat ke PTUN soal Pemberlakuan PPKM
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, meninjau pelaksanaan KSBB Pangan pada warteg di Jakarta, Kamis (14/10). Foto: PPID DKI Jakarta
Warga DKI Jakarta bernama Ferry Polii bersama dengan beberapa orang lain mengajukan gugatan terhadap Gubernur Anies Baswedan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Gugatan itu didaftarkan Ferry atas dasar kebijakan Anies yang dianggap melanggar Undang-undang Kesehatan dan Undang-undang Kekarantinaan Kesehatan dengan memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta.Gugatan Ferry tersebut tercantum dalam laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PTUN Jakarta.
BMKG: Guncangan di Salatiga-Semarang Itu Gempa Swarm, Bisa Terjadi Berhari-hari
Ilustrasi seismograf gempa bumi. Foto: Getty Images
Hingga Minggu (24/10) pukul 10.00 WIB telah terjadi rentetan gempa susulan di wilayah Salatiga, Banyubiru Ambarawa, Semarang, dan sekitarnya, sebelumnya gempa pertama terjadi kemarin berkekuatan 3 m. Fenomena ini dikenal sebagai gempa swarm.
ADVERTISEMENT
Seluruh gempa yang terjadi merupakan gempa sangat dangkal dengan kedalaman kurang dari 30 kilometer, kekuatannya tak sampai 3 magnitudo. Gempa paling banyak terjadi berada pada kedalaman kurang dari 10 km di mana gempa terdangkal berada pada kedalaman 3 kilometer yang terjadi sebanyak 3 kali.
Corona di Inggris Ngamuk Diduga karena Subvarian Delta, Harus Jadi Pelajaran RI
Ilustrasi virus Corona. Foto: Shutter Stock
Lonjakan kasus positif corona terjadi di Inggris, kendati cakupan vaksinasi di negara tersebut telah melebihi 70% jumlah penduduk. Melihat fenomena tersebut, pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk terus waspada dan mempertahankan disiplin protokol kesehatan seiring dengan program vaksinasi yang terus digencarkan.
Saat ini, tercatat lebih dari 50 ribu orang terinfeksi COVID-19 di Inggris. Namun, menurut pemerintah Inggris, kasus rawat inap dan kematian tetap rendah berkat dukungan program vaksinasi yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari Our World Data, hingga 19 oktober 2021, cakupan vaksinasi di Inggris sudah mencapai 73,7% untuk dosis pertama dan 67,6% untuk dosis kedua.
ADVERTISEMENT
Ini Pernyataan Menag Gus Yaqut soal Kemenag Hadiah Negara untuk NU
Gus Yaqut (kanan) di Istana Negara, Jakarta, Kmais (12/3). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Menag Yaqut Cholil Qoumas atau akrab disapa Gus Yaqut mendapat sorotan dan kritik dari masyarakat. Sebab Gus Yaqut menyampaikan pernyataan kontroversial yakni Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU.
Dalam acara webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri 2021, Rabu (20/10), Gus Yaqut dengan tegas mengatakan Kemenag adalah hadiah dari negara untuk NU. Pernyataan itu muncul dalam closing statemen saat membuka webinar tersebut. Mulanya, Gus Yaqut mengatakan ada perdebatan kecil di Kemenag.
Muncul Subvarian Delta Diduga Lebih Ganas di Inggris, RI Waspada Gelombang 3
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Kemungkinan gelombang ketiga pandemi COVID-19 menghantui Indonesia. Potensi ini dibayangi oleh munculnya turunan varian Delta yang diduga lebih ganas, pertama teridentifikasi di Inggris.
ADVERTISEMENT
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengungkapkan subvarian Delta ini lebih efektif dalam menginfeksi pasien. Diketahui, subvarian ini dinamai AY.4.2.