Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
5 Instruksi Jokowi Hadapi Perubahan Iklim: Peringatan Dini hingga Big Data
30 Maret 2022 10:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak bahwa saat ini dunia, termasuk Indonesia, berhadapan dengan fenomena perubahan iklim. Mulai dari peningkatan suhu udara, suhu muka air laut semakin menghangat, hingga laju kenaikan muka air laut yang membahayakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
ADVERTISEMENT
Hal ini dinilai Jokowi sangat berisiko dan berdampak pada kehidupan, termasuk meningkatkan intensitas bencana. Ia memberikan 5 instruksi yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim ini.
"Pertama, perhatikan dengan serius informasi cuaca dan perubahan iklim yang diberikan BMKG dan instansi terkait lainnya. Formulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat, serta siapkan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim," kata Jokowi dalam Ekspose Nasional Monitoring dan Adaptasi Perubahan Iklim di YouTube BMKG, Rabu (30/3).
Selanjutnya, Jokowi meminta pengembangan sistem peringatan dini yang andal. Mulai dari menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika secara cepat dan akurat.
"[Ini] sangat dibutuhkan untuk menyusun mitigasi yang andal dan terukur. Manfaatkan AI, big data, teknologi high performance computing, dan lakukan dengan inovasi, teknologi rekayasa sosial dan cara-cara kreatif. Untuk membangun kesadaran, ketangguhan, partisipasi masyarakat," paparnya.
Ketiga, Jokowi meminta lembaga-lembaga terkait khususnya BMKG untuk melakukan sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan. Mulai dari edukasi, literasi dan advokasi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ia juga meminta kapasitas, ketangguhan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terus ditingkatkan lembaga-lembaga terkait. Ini agar masyarakat mampu merespons dengan cepat potensi risiko bencana.
"Petani dan nelayan sebagai kelompok rentan dalam dampak perubahan iklim harus kita berikan pemahaman, kita tingkatkan pengetahuannya agar memiliki kemampuan adaptasi pada perubahan iklim. Tetap dapat bekerja dengan produktif dan aman untuk jaga ketahanan pangan kita," lanjutnya.
"Kelima, perkuat kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Menghimpun ketangguhan dengan berbagai pihak. Kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. Kolaborasi dengan swasta dan sosial, dan berbagai elemen bangsa dalam adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim," pungkasnya.