5 Siksaan Mematikan di Penjara Korea Utara

3 Maret 2019 11:49 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Korea Utara Foto: Hong Ki-won/Yonhap via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Korea Utara Foto: Hong Ki-won/Yonhap via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pujian Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Vietnam dikecam keluarga Otto Warmbier. Menurut mereka rezim Kim telah memenjarakan Otto dan menyiksanya, membuatnya tewas tidak lama setelah dipulangnya.
ADVERTISEMENT
Otto menjalani 17 bulan penjara di Korut sebelum dipulangkan ke AS pada Juni 2017 dalam keadaan koma. Dua hari kemudian Otto meninggal dunia. Korut membantah telah menyiksa Otto, mengatakan pria 22 tahun itu terkena botulisme.
Korut boleh membantah, namun penyiksaan di penjara negara mereka bukan isapan jempol. Banyak bekas tahanan yang menggambarkan secara lisan dan tulisan soal kekejaman sipir di kamp-kamp konsentrasi Korut.
Berikut lima siksaan fisik dan mental tidak manusiawi yang disampaikan pada saksi dalam laporan badan pengungsi PBB UNHCR pada 2014 lalu.
1. Siksaan Merpati
Siksaan jenis ini pernah dialami oleh Jeong Kwang-il, bekas tahanan Korut. Dia disiksa agar mengakui bahwa dia mata-mata. Namun pengakuan itu terpaksa disampaikannya, agar siksaan tersebut berakhir.
Ilustrasi siksaan di penjara Korea Utara (UNHCR). Foto: Dok. UNHCR
Tangan Jeong diborgol ke belakang dan borgolnya diikat tinggi-tinggi sehingga kakinya menggantung. Posisinya mirip tubuh burung merpati sehingga siksaan ini dinamakan "siksaan merpati".
ADVERTISEMENT
Siksaan ini berlangsung berhari-hari dan sangat menyakitkan. "Rasanya lebih baik mati saja," kata Jeong. Dia terpaksa mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya dan dikirim ke kamp Yodok yang berisi 50 ribu tahanan.
Ternyata penyiksaan di kamp ini tidak berhenti, bahkan semakin parah. Dia dibebaskan tiga tahun kemudian setelah dinyatakan salah tangka. Ketika pulang, dia mendapati rumahnya sudah rata dengan tanah dan keluarganya hilang.
2. Pose Tubuh Melelahkan
Siksaan jenis ini dialami oleh pembelot Korut Kim Kwang-Il. Dia dipaksa untuk berpose yang sama selama berjam-jam agar mengaku coba membelot ke China.
Ilustrasi siksaan di penjara Korea Utara (UNHCR). Foto: Dok. UNHCR
Pose yang diperintahkan di antaranya pose tubuh seperti naik motor dengan kaki dan tangan tertekuk, atau pose pesawat dengan tangan terentang dengan satu kaki dilipat ke atas.
ADVERTISEMENT
Tentara Korut memerintahkan Kim berada dalam pose ini sampai keringatnya memenuhi gelas. Jika ada tahanan yang pingsan, mereka harus mengulanginya lagi setelah siuman.
Akibatnya Kim terpaksa harus mengaku dan divonis enam tahun kerja paksa di kamp konsentrasi. Di kamp ini, dia melihat para tahanan tewas karena tidak kuat bekerja.
3. Diperkosa dan Dipaksa Aborsi
Tahanan perempuan rentan menjadi korban perkosaan para sipir di Korut. Menurut saksi mata, tahanan di penjara Korut tidak dianggap seperti manusia dan bebas diperlakukan buruk oleh sipir.
Bekas tahanan perempuan Lim Hye-jin kepada UNHCR mengaku melihat sendiri rekannya diperkosa oleh penjaga. Jika korban hamil, dia dipaksa untuk aborsi. Jika melahirkan, penjaga akan membunuh bayi itu dan mayatnya dibakar.
Ilustrasi siksaan di penjara Korea Utara (UNHCR). Foto: Dok. UNHCR
4. Dimasukkan ke Ruang Sempit
ADVERTISEMENT
Tahanan yang dianggap melanggar peraturan dihukum dengan dimasukkan ke ruang yang luar biasa sempit. Hal ini dialami Soon Ok Lee yang menjalani kerja paksa di pabrik besi.
Dia dihukum karena mencoba mencuri secarik kain. Dia lalu dimasukkan ke dalam sel sempit selama beberapa hari. Saking sempitnya, dia tidak bisa berdiri atau berbaring di dalamnya. Akibat siksaan ini, dia kesulitan berjalan selama berminggu-minggu.
Ilustrasi siksaan di penjara Korea Utara (UNHCR). Foto: Dok. UNHCR
Tidak hanya itu, perempuan ini juga dipukuli dengan sabuk kulit atau ditendang kepalanya. Siksaan ini membuat giginya patah, bagian kiri wajahnya lumpuh, dan dia mengalami sakit kepala permanen.
5. Makan Tikus Mentah
Siksaan fisik tidak dibarengi dengan asupan bergizi di penjara Korut. Hyuk Kim, bekas tahanan yang kini membelot, mengatakan mereka hanya diberi makan nasi jagung dan kacang kedelai.
ADVERTISEMENT
Karena kelaparan Hyuk harus mencari makanan lainnya. Para tahanan menangkapi hewan-hewan liar seperti tikus, kadal, salamander, atau ular untuk menambah protein mereka.
Hyuk mengatakan, tikus-tikus hasil tangkapannya dikuliti lalu dijemur dagingnya hingga kering, kemudian dimakan mentah-mentah. Hyuk tidak memasaknya karena khawatir penjaga bisa mencium baunya, dia bisa disiksa.
Ilustrasi siksaan di penjara Korea Utara (UNHCR). Foto: Dok. UNHCR