58 Korban Turbulensi Ekstrem SQ Masih Dirawat di Bangkok, 20 Orang Masuk ICU

22 Mei 2024 18:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah pesawat Singapore Airlines terlihat di landasan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Pongsakornr Rodphai/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah pesawat Singapore Airlines terlihat di landasan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Pongsakornr Rodphai/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Singapore Airlines (SQ) menyebut 74 penumpang dan enam awak mereka masih berada di Bangkok usai insiden turbulensi ekstrem yang memaksa mereka mendarat darurat di Bandara Suvarnabhumi, Selasa (22/5). Sebanyak 20 orang di antaranya masih berada di Rumah Sakit Samitivej Bangkok untuk dirawat di ruang intensif atau ICU.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, selain 20 orang yang masuk ICU itu, masih ada 38 orang lainnya yang harus dirawat di sejumlah rumah sakit lokal. Sedangkan 27 orang sisanya sudah bisa pulang.
Dalam pernyataannya, SQ juga menyebut ada lima orang penumpang tambahan yang sudah diterbangkan ke Singapura--tujuan akhir pesawat SQ321 yang terkena turbulensi ekstrem--hari ini, Rabu (22/5). Sedangkan salah satu awak kabin yang mulai pulih bakal diterbangkan kembali ke Singapura besok.

Penumpang dan Pramugari Terlempar

Kondisi di dalam pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 dari London ke Singapura, usai mengalami turbulensi parah, Selasa (21/5/2024). Foto: ViralPress via Reuters
Insiden ini terjadi pada Selasa (22/5), saat pesawat rute London-Singapura ini terbang di atas Myanmar, hanya tiga jam perjalanan dari Singapura. Saat awak kabin sedang membagikan makanan, tiba-tiba saja pesawat Boeing 777-300R itu mengalami turbulensi ekstrem.
Para pramugari dan penumpang yang sedang berdiri di lorong pun terlempar hingga langit-langit pesawat dan jatuh terhempas ke lantai. Troli, makanan, minuman, gelas, dan hingga anggur berserakan di lantai.
ADVERTISEMENT
"Terjadi penurunan yang sangat drastis, semua orang yang duduk dan tidak mengenakan sabuk pengaman langsung terlempar ke langit-langit. Beberapa orang kepalanya terbentur kabin bagasi atas dan penyok," tutur mahasiswa Malaysia, Dzafran Azmir (28), yang berada di dalam penerbangan itu.
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 setelah pendaratan darurat akibat turbulensi, di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Stringer/Reuters
Salah satu seorang penumpang lainnya, Andrew Davies, mengaku beruntung karena saat kejadian ia mengenakan sabuk pengaman dengan kencang. Saat itu tanda mengenakan sabuk pengaman menyala, namun banyak yang tak memakainya karena penerbangan yang sudah berjalan 10 jam itu terasa "normal-normal saja".
Akibat insiden ini, seorang warga negara Inggris berusia 73 tahun yang duduk di kursi 34D meninggal diduga karena serangan jantung. Sementara itu, puluhan penumpang dan awak kabin lainnya mengalami luka-luka.
ADVERTISEMENT
Setelah mendarat darurat di Thailand, sejumlah penumpang dan awak kabin yang selamat dan tidak dirawat di rumah sakit langsung diterbangkan ke Singapura menggunakan penerbangan pertama pada Rabu (22/5). Setibanya di Bandara Changi Singapura, mereka dijemput keluarga dan CEO Singapore Airlies, Goh Choon Phong.