60 Orang Daftar Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Paling Muda Mahasiswa Semester 1

4 Maret 2021 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan menuju Masjid Agung pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/11).  Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan menuju Masjid Agung pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/11). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Divisi kesenian dan pertunjukan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo membuka lowongan abdi dalem secara terbuka beberapa waktu lalu. Ada 60 orang yang mendaftar hingga hari terakhir, Senin (1/3).
ADVERTISEMENT
Lowongan abdi dalem di KHP Kridhomardowo meliputi Wiyaga (penabuh), Pasindhen (penembang perempuan), Lebdaswara (penembang laki-laki), dan Musikan (korps musik yang bertugas memainkan alat musik barat di Keraton Yogyakarta).
"Ini sesuai kebutuhan kami, kami melakukan rekrutmen. Sudah dimulai sekitar 3 minggu yang lalu. Baru ditutup kemarin tanggal 1 Maret. Yang masuk sekitar 60 pendaftar," ujar Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Kridhomardowo, KPH Notonegoro, di Keraton Yogyakarta, Kamis (4/3).
Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Kridhomardowo, KPH Notonegoro. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Syarat pendaftar abdi dalem salah satunya berusia 17-45 tahun. Dari 60 pendaftar, ada mahasiswa yang masih kuliah semester 1.
"Yang paling muda kemungkinan yang itu (kuliah semester 1)," ujar KPH Notonegoro atau Kanjeng Noto.
Para calon abdi dalem itu kemudian akan menjalani seleksi. Setelah lolos seleksi mereka akan menjalani proses magang selama 6 bulan sampai 2 tahun.
Abdi Dalem Musikan Keraton Yogyakarta kembali mentas setelah setengah abad lebih vakum. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kanjeng Noto menjelaskan skill bermain alat musik para pendaftar akan dilihat dari hasil seleksi. Namun masalah perilaku baru bisa dinilai selama proses magang.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak bisa melihat, mengobservasi perilaku dan tingkah laku. Di masa magang itu yang kita butuhkan (lihat)," ujarnya.
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan keluar dari keraton saat Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Kanjeng Noto memastikan para peserta magang nantinya diberi kebebasan untuk memilih dan mempertimbangkan apakah bersedia meneruskan mengabdi di Keraton atau tidak.
"Seperti ini harus sanggulan setiap hari misalnya, ada kemungkinan itu berat. Pada masa magang bisa memutuskan," terangnya.
Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti tradisi Lampah Budaya Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, Selasa (11/9) malam. Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/hp/18.
Saat disinggung apakah rekrutmen abdi dalem akan terus dilakukan secara terbuka, Kanjeng Noto mengaku masih akan mengevaluasi terlebih dulu.
"Tapi ini kan kita baru uji coba pertama kali. Perlu kita evaluasi hasilnya seperti apa efektif apa tidak. Baru kami pertimbangkan apakah ke depannya rekrutmen akan seperti ini atau perlu revisi dan modifikasi," jelasnya.
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ketua Panitia Penerimaan Abdi Dalem Kridhomardowo MB Brongtomadyo menjelaskan abdi dalem bukan merupakan lowongan pekerjaan tetapi pengabdian seumur hidup kepada Keraton Yogyakarta. Tugasnya pun untuk melestarikan budaya Jawa.
ADVERTISEMENT
"Jadi intinya pengabdian ya, dengan cara nguri-uri (melestarikan) kebudayaan hadiluhung, khususnya karawitan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, itu yang perlu ditanamkan. Takutnya kalau dikira ini sebagai pekerjaan dengan imbalan tertentu, nanti akan kecewa," jelasnya.