7 Jenderal dan 1 Laksamana Militer AS Kutuk Kerusuhan di Capitol

13 Januari 2021 6:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di depan Gedung Capitol AS di Washington. Foto: REUTERS / Leah Millis
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di depan Gedung Capitol AS di Washington. Foto: REUTERS / Leah Millis
ADVERTISEMENT
Sejumlah pimpinan militer Amerika Serikat dan beberapa pimpinan cabang militer di negara bagian akhirnya mengeluarkan pesan bersama terkait kerusuhan yang terjadi Capitol pada Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
Dalam surat pernyataan bersama itu, pimpinan militer AS mengatakan kerusuhan disertai kekerasan di Capitol merupakan serangan terhadap konstitusi dan melanggar hukum.
"Kerusuhan hebat di Washington DC pada 6 Januari 2021 adalah serangan langsung terhadap Kongres AS, Gedung Capitol dan proses konstitusi kami," kata tujuh jenderal dan seorang laksamana dalam sebuah memo internal kepada pasukan dikutip dari Reuters, Rabu (13/1).
Kondisi Gedung Capitol usai serbuan pendukung Trump. Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
Tidak disebutkan secara rinci identitas dari tujuh jenderal dan seorang laksamana itu. Namun mereka menambahkan militer masih ada dan berkomitmen untuk melindungi dan membela konstitusi.
"Hak kebebasan berbicara dan berkumpul tidak memberi siapa pun hak untuk melakukan kekerasan, penghasutan dan pemberontakan," tulis memo itu.
“Setiap tindakan yang mengganggu proses konstitusi tidak hanya bertentangan dengan tradisi, nilai, dan sumpah kita. Itu melawan hukum," tambah memo itu.
Kepala Staf Gabungan US, Mark Milley. Foto: REUTERS/Mike Blake
Memo dari militer AS ini akhirnya memecah keheningan setelah hampir sepekan pihak militer tidak bersuara atas insiden di Capitol.
ADVERTISEMENT
Meski militer sudah bersuara, Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley hingga saat ini masih belum memberikan tanggapannya.
Berdasarkan informasi dari salah seorang pejabat AS, Milley belum mengomentari itu karena dia ingin menjauh dari politik.
Sebelumnya, massa pendukung Trump yang menduduki Gedung Kongres US Capitol dan menggelar protes terkait kekalahan Trump pada pemilu lalu. Protes dilakukan saat anggota parlemen AS tengah membahas pengesahan Joe Biden menjadi Presiden.
Saat menggelar demo, massa pendukung Trump terlibat bentrok dengan pihak kepolisian. Bentrokan dipicu tindakan pendukung Trump yang mencoba menduduki gedung Kongres.