news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

92,06% Pembaca kumparan Dukung Sukatani: 'Bayar Bayar Bayar' Ekspresi Seni

3 Maret 2025 12:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Band punk asal Purbalingga, Sukatani. Foto: isntagram/@sukatani.band
zoom-in-whitePerbesar
Band punk asal Purbalingga, Sukatani. Foto: isntagram/@sukatani.band
ADVERTISEMENT
Sebanyak 92,06 persen atau 1.844 pembaca kumparan mendukung band Sukatani. Para pembaca menilai lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ wajar lantaran bentuk ekspresi seni. Angka ini merupakan hasil polling kumparan yang dilakukan pada 21-28 Februari 2025.
ADVERTISEMENT
Total ada 2.003 responden yang berpartisipasi dalam polling ini. Sisanya, sebanyak 7,94 persen atau 159 pembaca kumparan menilai lirik lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ milik band Sukatani berlebihan.
Sebelumnya, band Sukatani ramai dibicarakan di media sosial lantaran mengeluarkan video permintaan maaf dan menarik lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ dari media sosial. Di akun Instagram resmi mereka, band punk asal Purbalingga ini juga meminta maaf atas lagu-lagunya ke Polri maupun Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Lagu tersebut berisikan kritik ke polisi.
Salah satu lirik Band tersebut berbunyi seperti ini:
Dalam pernyataannya, Sukatani menegaskan bahwa lagu itu dibuat bagi oknum polisi yang melanggar aturan, bukan untuk institusi Polri secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya lagu itu saya ciptakan untuk oknum kepolisian yang melanggar peraturan," kata personel Sukatani di Instagram, Kamis (20/2).
Publik pun menduga-duga. Ada juga yang mengkaitkan hal ini dengan dugaan intimidasi dan lain sebagainya.Soal isu tersebut, Polri membantah. Polri tidak antikritik.
"Komitmen dan konsistensi, Polri terus berupaya menjadi organisasi yang modern yaitu Polri tidak antikritik," kata Karopenmas Polri Brigjen Trunoyudo pada Kamis (20/2).
Menurut Trunoyudo, Kapolri Listyo adalah sosok yang juga tak antikritik.
Karo Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko saat dijumpai di Mabes Polri, Jumat (29/11). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Sementarta itu, band yang beranggotakan Muhammad Syifa Al Luthfi (Electroguy) dan Novi Chitra Indriyati (Twister Angel) itu akhirnya buka suara soal intimidasi dan tekanan yang mereka alami di Instagram.
"Tekanan dan intimidasi dari Kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' kami unggah melalui media sosial," demikian pernyataan Sukatani, Sabtu (1/3). kumparan telah mendapatkan izin mengutipnya.
ADVERTISEMENT
"Kejadian tersebut membuat kami mengalami berbagai kerugian baik secara materiil dan nonmateriil," lanjutnya.
Konser Sukatani di Sleman. Foto: Dok. Istimewa
Sukatani pun bercerita bahwa sejak Juli 2024, ada kejadian bertubi-tubi yang dialami, mulai dari intimidasi, pemecatan di kehidupan nyata (meski Sukatani adalah band yang tampil dengan menutup identitas), hingga penawaran untuk menjadi Duta Polisi.
Saat ini, Propam Polri masih menyelidiki adanya pelanggaran etik yang dilakukan anggotanya terkait kasus dugaan intimidasi Band Sukatani. Sejumlah personel dari Polda Jateng telah dimintai keterangan.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto mengungkapkan, sejumlah personel tersebut berasal dari Direktorat Reserse Siber Polda Jateng. Awalnya 6 polisi yang diperiksa, kini bertambah 1.
"Saat ini sudah 7 personel," ujar Artanto saat dihubungi, Minggu (2/3).
Namun demikian, Artanto masih enggan membeberkan identitas 7 polisi tersebut dan hasil pemeriksaannya.
ADVERTISEMENT
"Pemeriksaan oleh Propam Polri, saran bisa ditanyakan ke Propam Polri," ujarnya.
Penulis: Aliya R Putri