Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ada Demo soal UAS di Depan Kedubes Singapura, Polisi Siapkan Pengamanan
20 Mei 2022 9:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Singapura di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Aksi terkait kebijakan Singapura melarang masuk Ustaz Abdul Somad (UAS) bakal dilakukan hari ini, Jumat (20/5).
ADVERTISEMENT
"Surat pemberitahuan sudah diberikan ke Ditintelkam Polda Metro," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan.
Berdasarkan surat pemberitahuan itu hanya ada 50 orang yang bakal mengikuti aksi unjuk rasa tersebut.
Zulpan tidak merinci berapa personel yang bakal dikerahkan mengamankan aksi itu. Dia hanya menyebut jumlah akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
"Ya biasa aja, sih, jangan terlalu berlebihan. Kita lihat juga dari penyampaian yang akan menyampaikan pendapat juga, kan, mereka menyampaikan perkiraan massa 50 kita lihat juga dari pemberitahuan itu, kita sesuaikanlah," terang dia.
Berdasarkan selebaran undangan demo yang beredar, aksi unjuk rasa itu bakal dilangsungkan mulai pukul 13.00 WIB.
Para peserta aksi mengatasnamakan dirinya sebagai Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai).
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa itu merupakan buntut dari ditolaknya Ustaz Abdul Somad (UAS) saat hendak memasuki Singapura beberapa waktu lalu.
Mereka menuntut Duta Besar Singapura untuk Indonesia meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Jika hal itu tak dilakukan dalam 2x24 jam mereka bakal mengusirnya.
Sebelumnya, Singapura pada Senin (16/5), menolak masuk UAS yang berkunjung bersama keluarganya untuk berlibur.
Singapura memandang UAS sebagai sosok yang kerap menyebarkan ajaran ekstrem dan menjurus pada perpecahan. Mereka merasa, sentimen seperti itu adalah ancaman terhadap warga Singapura yang multiras dan multiagama.
Salah satunya, ketika Somad disebut berceramah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”.
"Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin kafir (roh/setan)," ucap Kemendagri Singapura.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, UAS menegaskan bahwa materi ceramahnya itu untuk menjawab pertanyaan jemaah yang menghadiri pengajiannya di masjid dan untuk kalangan umat Islam saja, bukan di area terbuka dengan hadirin heterogen. Jawabannya pun bertujuan untuk menjelaskan akidah Islam dengan mengutip hadis Nabi Muhammad SAW dan pendapat ulama.