Ada Gangguan Jalur DDT, Perjalanan KRL Manggarai-Jatinegara Terhambat

12 September 2023 15:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Terjadi gangguan operasional pengerjaan jalur DDT Double Double Track (DDT) Manggarai-Jatinegara. Hal ini menyebabkan sejumlah perjalanan Commuter Line terhambat siang ini.
ADVERTISEMENT
Saat ini, petugas gabungan dari DJKA Kementerian Perhubungan, PT KAI Daop 1 Jakarta dan KAI Commuter sudah berada di lokasi untuk melakukan upaya penanganan atas kendala operasional perjalanan Commuter Line.
KAI Commuter dalam keterangannya, Selasa (12/9) mengatakan, kendala perjalanan disebabkan masalah operasional pada proses pembangunan Double-Double Track pada lintas Manggarai - Jatinegara.
Untuk tetap melayani perjalanan, KAI Commuter melakukan rekayasa pola operasi sebagai berikut:
- Commuter Line Cikarang/ Bekasi - Kampung Bandan Via Manggarai, perjalanannya hanya sampai Stasiun Jatinegara untuk kembali menuju Bekasi/Cikarang
- Commuter Line Kampung Bandan - Bekasi/Cikarang via Manggarai perjalanannya hanya sampai Stasiun Manggarai untuk kembali menuju Kampung Bandan dan melanjutkan ke Stasiun Jatinegara - Bekasi/Cikarang
- Commuter Line Cikarang/ Bekasi - Kampung Bandan Via Pasar Senen maupun Kampung Bandan - Bekasi/Cikarang via Pasar Senen tetap berjalan normal
ADVERTISEMENT
Pukul 15.00 WIB, perjalanan KA Jatinegara-Manggarai dapat dilalui dengan kecepatan 20 km/jam. Sementara untuk perjalanan KA Manggarai-Jatinegara dapat dilalui dengan kecepatan 40 km/jam.
Sementara jalur commuter lain seperti arah Sudirman - Kampung Bandan dan ke arah Bogor masih beroperasi normal.
KAI tidak menjelaskan kendala operasional apa yang terjadi sehingga perjalanan KRL terhambat. Namun, beredar kabar bahwa kendala itu dipicu scaffolding yang menyangga box girder untuk jalur kereta api Manggarai Atas - Jatinegara via Matraman miring atau "meleyot" hingga hampir rubuh.