Adian Ungkap Pemicu Jokowi Khianati Megawati: Mau Presiden 3 Periode, Ditolak

25 Oktober 2023 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
102
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politikus PDIP Adian Napitupulu. Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Politikus PDIP Adian Napitupulu. Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu, menuding Jokowi dan keluarganya berkhianat pada PDIP dan Megawati sebagai ketum menyusul gonjang-ganjing Pilpres 2024. Adian juga mengungkapkan akar masalah pengkhianatan itu.
ADVERTISEMENT
Menurut eksponen 1998 ini, semua dimulai dari isu perpanjangan masa jabatan presiden yang sempat mengemuka.
Adian menegaskan, PDIP tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden menjadi tiga periode atau menambah masa jabatan.
“Nah, ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (25/10).
Menurut Adian, PDIP menolak permintaan tersebut karena tidak ingin mengkhianati konstitusi. Ia menegaskan PDIP ingin menjaga konstitusi karena terkait dengan keselamatan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia.
“Kemudian ada pihak yang marah, ya terserah mereka. Yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Menjaga konstitusi adalah menjaga republik ini. Menjaga konstitusi adalah menjaga bangsa dan rakyat kita,” ujar Adian.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada yang marah karena kita menolak penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan, bukan karena apa-apa, itu urusan masing-masing. Tetapi memang untuk menjaga konstitusi. Sederhana aja,” lanjutnya.
Anggota DPR RI ini mengaku tidak antipati dengan Jokowi. Namun, ia menyesalkan perubahan sikap Jokowi yang begitu cepat terhadap PDIP.
Padahal, kata dia, partai berlambang banteng moncong putih itu sudah memberi segalanya untuk Jokowi dan keluarganya mulai dari menjadi Wali Kota Surakarta dua periode, Gubernur DKI Jakarta dan presiden dua kali.
“Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi," jelas Adian.
ADVERTISEMENT
Calon Wali Kota Solo, Gibran (ketiga dari kanan), temui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, Rabu (5/8/2020). Foto: Dok. PDIP

Adian Tak Pikirkan Gibran

Ketika Jokowi dan keluarganya berpaling dari PDI Perjuangan, Adian— yang semasa mahasiswa menentang Orde Baru ini — mengaku sama sekali tidak peduli.
Adian saat ini hanya memikirkan bagaimana memenangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung PDIP, PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo, pada Pemilu 2024.
“Status Gibran anak Jokowi. Soal status mereka diserahkan ke DPP dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar. Bagaimana Gibran tidak saya pikirkan. Bagaimana Jokowi nggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar,” demikian Adian yang juga Sekjen Pena 98 ini.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
Tentang agenda permintaan menambah masa jabatan dan perpanjangan masa jabatan presiden pernah juga dibongkar pengamat politik Yunarto Wijaya.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku diminta untuk memuluskan agenda ini, tetapi ditolaknya.