Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Adik Ipar Jokowi, Wahyudi Andrianto, pagi ini mendatangi Bareskrim Polri. Dia membawa langsung dokumen ijazah Jokowi untuk diperlihatkan kepada penyidik.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, Jumat (9/5), Wahyu tiba di Bareskrim sekitar pukul 09.30 WIB. Ia tiba bersama salah satu kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan.
"Semua kita bawa [ijazah Jokowi dari jenjang sekolah hingga kuliah], tapi nanti teknisnya kita belum tau. Jadi kita tunggu lah hasilnya," tutur Yakup kepada wartawan.
Wahyudi datang langsung dari Solo, mewakili Jokowi yang mereka nilai tidak perlu hadir langsung mengantarkan dokumen tersebut.
"Karena kan tentunya dokumen sensitif ya, jadi enggak mungkin dikirim pake kurir kan, Jadi diberikan kepada pihak yang dipercaya oleh Pak Jokowi langsung untuk membawa itu dokumennya," tutupnya.
Dokumen itu tidak ditunjukkan langsung ke wartawan. Yakup mengatakan lihat nanti perihal teknis apakah dokumen itu boleh ditunjukkan atau tidak.
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan ijazah palsu Jokowi saat ini tengah bergulir penyelidikannya di Bareskrim Polri. Perkara itu dilaporkan pada bulan Desember 2025 oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).
“Sebagaimana surat nomor Khusus/TPUA/XII/2024 tanggal 9 Desember 2024 perihal pengaduan adanya temuan publik (dan dari berbagai media sosial sebagai bentuk notoire feiten) cacat hukum ijazah S1 Jokowi oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis,” ujar Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro dalam keterangannya, Rabu (7/5).
Sebanyak 26 orang saksi diperiksa dalam perkara ini, yaitu:
Dalam kasus ini Bareskrim juga memeriksa sejumlah dokumen, di antaranya;
ADVERTISEMENT
“Telah dilakukan uji laboratorium terhadap dokumen awal masuk menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM sampai dengan lulus ujian skripsi dengan perbandingan dokumen dari teman satu angkatan yang masuk pada tahun 1980 dan lulus pada tahun 1985,” jelas Djuhandani.