Ahli KPU: Situng Tak Dirancang untuk Hitung Suara

20 Juni 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saksi ahli pihak termohon, Marsudi Wahyu Kisworo memberikan keterangan pada sidang lanjutan Sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (20/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Saksi ahli pihak termohon, Marsudi Wahyu Kisworo memberikan keterangan pada sidang lanjutan Sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (20/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
KPU menghadirkan Marsudi Wahyu Kisworo sebagai ahli dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK). KPU menyebut Marsudi merupakan Profesor IT pertama di Indonesia dan arsitek IT di KPU.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya di MK, Marsudi mengatakan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) bukan sumber untuk menetapkan hasil rekapitulasi hasil Pilpres 2019.
Sumber rekapitulasi, kata Marsudi, tetaplah rekapitulasi berjenjang secara manual yang dilakukan KPU.
"Situng tidak dirancang untuk sistem penghitungan suara, tapi Situng untuk sarana transparansi kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa melakaukan fungsi kontrol suara," ujar Marsudi di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (20/6).
Saksi ahli termohon, Marsudi Wahyu Kisworo pada sidang lanjutan Sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (20/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Marsudi mengatakan, keterbukaan informasi diperlukan agar kontribusi dan partisipasi masyarakat ikut mengawal suara.
Kesalahan di Situng, kata merupakan hal yang wajar. Sebab ada kemungkinan terjadinya human error saat operator memasukkan angka-angka.
"Apabila terjadi perbedaan atau kesalahan (di Situng). C1 dikoreksinya enggak di situ (Situng), tapi pada perolehan berjenjang. Jadi saat diberjenjang sudah dikoreksi, di Situng enggak dikoreksi," katanya.
ADVERTISEMENT
Marsudi menambahkan, kesalahan di Situng tidak hanya menguntungkan paslon 01, tetapi juga paslon 02. Perbedaan yang ada di Situng dan situs lain seperti Kawal Pemilu, kata Marsudi, juga hanya ratusan TPS.
"Pada 25 April ini masalahnya masih ribuan. Tapi pada 10 Juni kemarin 01 hanya (kesalahan di) 233 (TPS) dan melibatkan 12.839 suara. 02 itu kesalahan entry di 400 TPS melibatkan 14.990 (suara)," tutupnya.