Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ahli soal Andika Perkasa Turunkan Tinggi Badan Taruna: Hanya Personel Tertentu
28 September 2022 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengubah syarat tinggi badan dan usia calon taruna TNI jadi sorotan. Andika memang beralasan keputusan ini diambil untuk dapat mengakomodir lebih banyak remaja.
ADVERTISEMENT
Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai, perubahan syarat tinggi badan dan usia di seleksi awal bukan hal yang baru. Fahmi menyebut di awal sistem pendidikan militer di Indonesia, syarat untuk tinggi badan pria 160 cm dan wanita 155 cm.
Setelah itu, bila kesatuan punya kebutuhan, akan ada seleksi lanjutan. Misalnya taruna ingin menjadi penerbang atau menjadi polisi militer. Syarat itu bisa lebih tinggi.
"Memang ada yang dikecualikan atau meminta syarat minimum lebih tinggi dari 160 cm. Tapi itu hanya untuk personel tertentu seperti kepolisian, polisi militer atau penerbang. Itupun dilakukan dalam seleksi lanjutan untuk kecabangan,” ungkap Fahmi, saat dihubungi, Rabu (28/9).
”Bahwa di AAL dan AAU tidak ada perubahan syarat tinggi badan, bisa saja karena adanya kebutuhan yang berbeda,” lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Karena itulah, bagi Fahmi, syarat awal tinggi badan turun tidak berpengaruh banyak pada performa tentara. Sebab, akan ada seleksi lanjutan untuk kecabangan.
”Apakah perubahan ini tidak mempengaruhi kemampuan prajurit? Saya kira tidak. Usia dan tinggi badan hanyalah dua dari sejumlah syarat mengikuti seleksi. Untuk benar-benar bisa diterima, ya si calon harus tetap lolos kriteria lain dan lulus dalam semua penilaian,” ujar Fahmi.
”Kalau menurut saya enggak ada masalah. Dengan perubahan kebijakan ini, akan lebih banyak anak muda yang berpeluang jadi prajurit (termasuk taruna). Sepanjang memang layak, sehat jasmani dan rohani,” sambungnya.
Di sisi lain, untuk usia minimal yang berubah menjadi 17 tahun 9 bulan juga tidak masalah. Remaja yang mendaftar ke akademi TNI rata-rata usianya 18-19 tahun.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar tetap akan berasal dari kelompok usia 18-19 tahun. Namun semangatnya jelas, kemungkinan adanya lulusan SMA yang gagal lolos hanya karena kurang umur, jadi makin kecil. Cukup fair,” pungkasnya.
Bagi Fahmi,yang harus dipikirkan lebih lanjut justru usia sebagai tentara aktif. "Jika disamaratakan mulai dari Tamtama hingga Perwira, ada beragam masalah turunan yang mungkin muncul. Pembedaan menurut saya tetap diperlukan,” ucap Fahmi.